PEMANFAATAN <em>Typha angustifolia</em> DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR UNTUK FITOREMEDIASI AIR ASAM TAMBANG

Penulis

  • Akhmad Habibullah Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
  • Noor Khamidah Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
  • Riza Adrianoor Saputra Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat

DOI:

https://doi.org/10.30556/jtmb.Vol17.No2.2021.1163

Kata Kunci:

Fitoremediasi, Typha angustifolia, fungi mikoriza arbuskular, air asam tambang

Abstrak

Air asam tambang (AAT) adalah air berasal dari tambang atau batuan yang mengandung mineral sulfida yang tersingkap dan teroksidasi akibat dari kegiatan penambangan terbuka. Kandungan sulfat dan logam yang tinggi di dalam air asam tambang mengakibatkan kerusakan lingkungan sehingga diperlukan penanganan khusus. Fitoremediasi dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga sesuai dengan baku mutu lingkungan air asam tambang. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh dosis aplikasi fungi mikoriza arbuskular (FMA) terhadap pertumbuhan dan serapan logam tanaman akumulator Typha angustifolia pada air asam tambang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan yaitu mo (0 g FMA/ember), m1 (10 g FMA/ember), m2 (12 g FMA/ember), m3 (14 g FMA/ember) dan 4 ulangan, sehingga diperoleh 16 satuan percobaan. Pengamatan yang dilakukan meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan, Fe-akar, Mn-akar, Fe-larut, Mn-larut, pH AAT dan hubungan antar peubah pengamatan. Dosis terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan T. angustifolia adalah perlakuan m3 (14 g FMA/ember), sedangkan terhadap serapan Fe dan Mn, perlakuan m2 (12 g FMA/ember) dengan nilai indeks fitoremediasi (IFR) Mn dan Fe 98,94% dan 57,93% memenuhi standar baku mutu lingkungan.

Referensi

Amalina, Y. N., Salimin, Z. dan Sudarno (2015) ‘Pengaruh pH dan Waktu Proses dalam Penyisihan Logam Berat dalam Air Limbah Industri Elektroplating dengan Proses Oksidasi Biokimia’, Teknik Lingkungan, 4(3), pp. 1–9.

Chang, I., Shin, P. K. dan Kim, B. H. (2000) ‘Biological treatment of acid mine drainage under sulphate-reducing conditions with solid waste materials as substrate’, Water Research, 34(4), pp. 1269–1277. doi: 10.1016/S0043-1354(99)00268-7.

Chen, B. D., Zhu, Y.-G., Duan, J., Xiao, X. Y. dan Smith, S. E. (2007) ‘Effects of the arbuscular mycorrhizal fungus Glomus mosseae on growth and metal uptake by four plant species in copper mine tailings’, Environmental Pollution, 147(2), pp. 374–380. doi: 10.1016/j.envpol.2006.04.027.

David, W. dan Djamaris, A. R. (2018) Metode Statistik untuk Ilmu dan Teknologi Pangan. First Edit. Jakarta: Penerbitan Universitas Bakrie.

Dawile, F. (2016) Pengaruh Pemberian Mikoriza Glomus mossae terhadap Perkecambahan Biji Sorgum (Sorgum bicolor (L.) Moench) Kultivar UPCA pada Kondisi Cekaman Krom Heksavalen. Universitas Kristen Satya Wacana.

Dewi, I. R. (2007) Peran, Prospek dan Kendala dalam Pemanfaatan Endomikoriza. Bandung.

Djazuli, M. (2016) ‘Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Pertumbuhan Dan Beberapa Karakter Morfo-Fisiologis Tanaman Nilam’, Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 21(1), pp. 8–17. doi: 10.21082/bullittro.v21n1.2010.%p.

Garg, N. dan Chandel, S. (2010) ‘Arbuscular mycorrhizal networks: process and functions. A review’, Agronomy for Sustainable Development, 30(3), pp. 581–599. doi: 10.1051/agro/2009054.

Gaur, A. dan Adholeya, A. (2004) ‘Prospects of arbuscular mycorrhizal fungi in phytoremediation of heavy metal contaminated soils’, Current Science, 86(4), pp. 528–534.

Ghosh, M. dan Singh, S. P. (2005) ‘A review on phytoremediation of heavy metals and utilization of its byproducts’, Applied Ecology and Environmental Research, 3(1), pp. 1–18. doi: 10.15666/aeer/0301_001018.

Gibert, O., de Pablo, J., Cortina, J. L. dan Ayora, C. (2005) ‘Municipal compost-based mixture for acid mine drainage bioremediation: Metal retention mechanisms’, Applied Geochemistry, 20(9), pp. 1648–1657. doi: 10.1016/j.apgeochem.2005.04.012.

Henny, C., Satria, G. A. dan Susanti, E. (2010) ‘Pengolahan Air Asam Tambang menggunakan Sistem “Passive Treatment”’, in Seminar Nasional Limnologi V. Bogor: LIPI, pp. 331–343.

Hidayat, L. (2017) ‘Pengelolaan Lingkungan Areal Tambang Batubara (Studi Kasus Pengelolaan Air Asam Tambang (Acid Mining Drainage) di PT. Bhumi Rantau Energi Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan)’, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Administrasi dan Humaniora, 7(1), pp. 44–52.

Irhamni, Pandia, S., Purba, E. dan Hasan, W. (2018) ‘Analisis Limbah Tumbuhan Fitoremediasi (Typha latifolia, Eceng Gondok, Kiambang) dalam Menyerap Logam Berat’, Jurnal Serambi Engineering, 3(2), pp. 344–351.

Kasmiani, Widodo, S. dan Bakri, H. (2018) ‘Analisis Potensi Air Asam Tambang pada Batuan Pengapit Batubara di Salopuru Berdasarkan Karakteristik Geokimia’, Jurnal Geomine, 6(3), pp. 138–143.

Khan, A. G. (2005) ‘Role of soil microbes in the rhizospheres of plants growing on trace metal contaminated soils in phytoremediation’, Journal of Trace Elements in Medicine and Biology, 18(4), pp. 355–364. doi: 10.1016/j.jtemb.2005.02.006.

Madaniyah (2016) Efektivitas Tanaman Air Dalam Pembersihan Logam Berat Pada Air Asam Tambang. Institut Pertanian Bogor.

Muhidin, S. A. dan Abdurahman, M. (2017) Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Third Edit. Bandung: Pustaka Setia.

Oliveira, R. S., Dodd, J. C. dan Castro, P. M. L. (2001) ‘The mycorrhizal status of Phragmites australis in several polluted soils and sediments of an industrialised region of Northern Portugal’, Mycorrhiza, 10(5), pp. 241–247. doi: 10.1007/s005720000087.

Passioura, J. B. (2002) ‘Soil conditions and plant growth’, Plant, Cell & Environment, 25(2), pp. 311–318. doi: 10.1046/j.0016-8025.2001.00802.x.

Patang (2018) Dampak Logam Berat Kadmium Dan Timbal Pada Perairan. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan No. 36 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Limbah Cair dari Kegiatan Industri, Hotel, Restoran, Rumah Sakit, Domestik dan Pertambangan.

Rungkat, J. A. (2009) ‘Peranan MVA dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman’, Jurnal Formas, 2(4), pp. 270–276.

Sarwono, J. (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. First Edit. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Smith, S. dan Read, D. (2008) Mycorrhizal Symbiosis. Third Edit, Mycorrhizal Symbiosis. Third Edit. New York: Academic Press. doi: 10.1016/B978-0-12-370526-6.X5001-6.

Sulthoni, M., Badruzsaufari, Yusran, F. dan Pujawati, Eni, D. (2014) ‘Kemampuan Tanaman Ekor Kucing (Typha latifolia) dan Purun Tikus (Eleocharis dulcis) dalam Penurunan Konsentrasi Fe dan Mn dari Air Limbah PIT Barat Pamapersada Nusantara Distrik KCMB Kabupaten Banjar’, EnviroScienteae, 10(2), pp. 80–87.

Talanca, A. H. (2010) ‘Status Cendawan Mikoriza Vesikular-Arbuskular (MVA) pada Tanaman’, in Prosiding Pekan Serelia Nasional, pp. 353–357.

Wahyudin, I., Widodo, S. dan Nurwaskito, A. (2018) ‘Analisis Penanganan Air Asam Tambang Batubara’, Jurnal Geomine, 6(2), pp. 85–89.

Widyatmoko, H. (2011) ‘Akurasi pH sebagai Parameter Tingkat Pencemaran Logam Berat dalam Tanah’, Indonesian Journal of Urban and Environmental Technology, 5(5), pp. 173–178. doi: 10.25105/urbanenvirotech.v5i5.689.

Yunus, R. and Prihatini, N. S. (2018) ‘Fitoremediasi Fe dan Mn Air Asam Tambang Batubara dengan Eceng Gondok (Eichornia crassipes) dan Purun Tikus (Eleocharis dulcis) pada Sistem LBB di PT. JBG Kalimantan Selatan’, Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam, 7(1), pp. 73–85.

Unduhan

Diterbitkan

2021-05-31

Cara Mengutip

Habibullah, A., Khamidah, N. dan Saputra, R. A. (2021) “PEMANFAATAN <em>Typha angustifolia</em> DAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR UNTUK FITOREMEDIASI AIR ASAM TAMBANG”, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 17(2), hlm. 95–105. doi: 10.30556/jtmb.Vol17.No2.2021.1163.