KARAKTERISASI MINERALOGI MINERAL BERBASIS Cu-Fe-S DENGAN SEM EDS DI DAERAH KELAPA KAMPIT, PULAU BELITUNG
DOI:
https://doi.org/10.30556/jtmb.Vol17.No1.2021.1127Kata Kunci:
Belitung, mineralisasi, timah, polimetalik, paragenesaAbstrak
Belitung merupakan bagian dari sabuk metalogeni mineralisasi timah Asia Tenggara. Mineralisasi timah di Pulau Belitung sangat erat kaitannya dengan keterdapatan tubuh batuan granit. Batuan granit yang terdapat di Pulau Belitung bukan merupakan tubuh batuan tunggal, melainkan terdiri dari beberapa formasi batuan dengan batuan granit utama pembawa timah adalah formasi Granit Tanjungpandan yang bertipe S. Mineral utama pembawa timah adalah kasiterit, dengan lokasi lapisan timah paling terkenal berada di daerah Kelapa Kampit yang disebut sebagai horison Nam Salu. Lapisan ini diketahui dipotong oleh urat polimetalik yang berisi pirit, siderit, pirhotit, kuarsa, kalkopirit, magnetit, arsenopirit, sphene dan kasiterit. Kehadiran mineralisasi bijih polimetalik yang memotong lapisan timah tersebut belum banyak diketahui dan dipublikasikan sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari bijih tersebut, terutama unsur ikutan seperti tembaga dan besi. Metode yang digunakan, didasarkan pada pengamatan hasil pengujian mineragrafi, AAS dan SEM EDS. Hasil pengamatan mineragrafi menunjukkan sekuen paragenesa yang dimulai dari mineral kasiterit yang dipotong oleh sekuen mineral sulfida (kalkopirit-bornit-sfalerit-pirit-arsenopirit) yang terubah sebagian menjadi kovelit dan kalkolsit. Sekuen ini tertanam pada matriks gutit yang juga ditemukan dalam bentuk urat yang memotong tubuh matriks gutit dan mineral kasiterit yang menyebabkan mineral sulfida dengan basis unsur Cu-Fe terubah menjadi mineral cuprit dan malasit. Hasil uji geokimia menggunakan AAS diketahui bahwa percontoh ini memiliki nilai kadar Cu 5,13 %; Pb 0,5 %; Zn 620 ppm dan Sn 120 ppm, sedangkan hasil pengukuran dengan alat SEM EDS, diinterpretasikan bahwa rumus empiris dari mineral sulfida diketahui rumus kalkopirit (Cu0,9Fe1,02S2), bornit (Cu4,1Fe1,29S4), sfalerit ((Zn0,64Fe0,2)S2), pirit (Fe1,01S2), arsenopirit (Fe1,13As0,62S), kovelit (Cu1,06S) dan kalkolsit (Cu1,58S). Pada setiap mineral tersebut ditemukan residual unsur Sn pada setiap senyawanya meskipun dalam jumlah yang rendah. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa larutan pembentuk mineral-mineral tersebut terasimilasi atau sudah melakukan kontak dengan batuan pembawa unsur Sn. Selain itu, dapat diartikan juga bahwa mineralisasi polimetalik ini terbentuk setelah mineralisasi timah dan mungkin erat kaitannya dengan aktifitas magmatisme yang terjadi pada Kapur.Referensi
Aryanto, N. C. D., Nasrun, N., Sianipar, A. H. dan Sarmili, L. (2016) “Granit Kelumpang sebagai granit tipe-I di pantai Teluk Balok, Belitung,” Jurnal Geologi Kelautan, 3(1), hal. 19–27. doi: 10.32693/jgk.3.1.2005.121.
Astuti, T. R. P., Aditiyo, R., Oktavioni, A. dan Supriyanto (2020) “SEM-EDX study on authigenic clay minerals in sandstone of Jatiluhur formation,” IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 538, hal. 012041. doi: 10.1088/1755-1315/538/1/012041.
Baharuddin dan Sidarto (1995) “Systematic geologic map of Indonesia ; lembar Belitung, 1212, 1213, 1312, 1313,” in Peta Geologi Lembar Belitung, Sumatera. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, hal. 1.
Barton, N. R. (1978) “Suggested methods for the quantitative description of discontinuities in rock masses: International Society for Rock Mechanics,” International Journal of Rock Mechanics and Mining Science & Geomechanics, 15(6), hal. 319–368.
Batista, A. H., Melo, V. F., Gilkes, R. dan Roberts, M. (2018) “Identification of heavy metals in crystals of sand and silt fractions of soils by scanning electron microscopy (SEM EDS/WD-EPMA),” Revista Brasileira de Ciência do Solo, 42, hal. e0170174. doi: 10.1590/18069657rbcs20170174.
Govindarao, B., Pruseth, K. L. dan Mishra, B. (2018) “Sulfide partial melting and chalcopyrite disease: An experimental study,” American Mineralogist, 103(8), hal. 1200–1207. doi: 10.2138/am-2018-6477.
Hafner, B. (2013) “Energy dispersive spectroscopy on the SEM: A primer,” in Characterization Facility. Twin Cities: University of Minnesota.
Ikhsan, N. dan Titisari, A. D. (2016) “Mineralogi dan geokimia granitoid Bukit Baginda, Pulau Belitung, Indonesia,” in Hidayat, R. et al. (ed.) Proceeding,Seminar Nasional Kebumian Ke-9. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, hal. 469–484.
Johari, S. (1987) “Relationship between Sn mineralization and geochemical anomalies in non-residual overburden at Tebrong area, Belitung, Indonesia,” in Thiramongkol, N. (ed.) Proceeding Workshop on Economic geology, Tectonics, Sedimentary Processes and Environment of the Quaternary in Southeast Asia. Bangkok: Chulalongkorn University, hal. 157–172.
Jones, M. T., Reed, B. L., Doe, B. R. dan Lanphere, M. A. (1977) “Age of tin mineralization and plumbotectonics, Belitung, Indonesia,” Economic Geology, 72(5), hal. 745–752. doi: 10.2113/gsecongeo.72.5.745.
Kant, W., Warmada, I. W., Idrus, A., Setijadji, L. D. dan Watanabe, K. (2015) “Ore mineralogy and mineral chemistry of pyrite, galena, and sphalerite at soripesa prospect area, Sumbawa Island, Indonesia,” Journal of Applied Geology, 4(1), hal. 1–14. doi: 10.22146/jag.7191.
Liu, R., Chen, G. dan Yang, J. (2020) “Compositions of Cu-(Fe)-sulfides in the 109 reduced granite-related Cu deposit, Xinjiang, Northwest China: Implications to the characteristics of ore-forming fluids,” Geofluids, 2020, hal. 1–11. doi: 10.1155/2020/7391369.
Miler, M., Curk, U. dan Mirtič, B. (2009) “The use of SEM/EDS method in mineralogical analysis of ordinary chondritic meteorite,” Geologija, 52(2), hal. 183–192. doi: 10.5474/geologija.2009.018.
Nagase, T. dan Kojima, S. (1997) “An SEM examination of the chalcopyrite disease texture and its genetic implications,” Mineralogical Magazine, 61(404), hal. 89–97. doi: 10.1180/minmag.1997.061.404.09.
Natasia, N., Barkah, M. N., Saputra, D. H. dan Alfadli, M. K. (2016) “Studi awal potensi bahan galian pada daerah Kabupaten Belitung Timur, Indonesia,” Bulletin of Scientific Contribution: Geology, 14(2), hal. 153–162.
Ngadenin, N., Indrastomo, F. D., Karunianto, A. J. dan Rakhma, E. (2017) “Geologi dan identifikasi cebakan bijih di daerah Batubesi, Belitung Timur,” EKSPLORIUM, 38(1), hal. 7–18. doi: 10.17146/eksplorium.2017.38.1.3376.
Pardiarto, B. (2016) “Karakteristik cebakan timah primer di daerah Parit Tebu, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” Buletin Sumber Daya Geologi, 11(2), hal. 73–91. doi: 10.47599/bsdg.v11i2.11.
Schwartz, M. O. (1992) “Geochemical criteria for distinguishing magmatic and metasomatic albite-enrichment in granitoids ? examples from the Ta-Li granite Yichun (China) and the Sn-W deposit Tikus (Indonesia),” Mineralium Deposita, 27(2), hal. 101–108. doi: 10.1007/BF00197092.
Sutarto, Ngadenin, Indrastomo, F. D., Kamajati, D., Rahmawati, P., Oktavian, P. dan Adryanto, P. (2017) “Mineralisasi bijih timah dan thorium di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kep. Bangka-Belitung,” in Widyaningsih, R. (ed.) Prosiding Nasional Kebumian XII. Yogyakarta: Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, hal. 151–160.
Yahya, A. (2016) Menentukan rumus kimia mineral dan mengeplot ke diagram ternary, http://www.andyyahya.com. Tersedia pada: http://www.andyyahya.com/2015/08/menentukan-rumus-kimia-mineral.html (Diakses: 17 Agustus 2020).
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara menyediakan akses terbuka yang pada prinsipnya membuat konten yang tersedia dapat diakses secara gratis untuk umum dan mendukung pertukaran informasi/pengetahuan secara global.

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara berada di bawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Jurnal Teknolgi Mineral dan Batubara provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public to supports a greater global exchange of knowledge.
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.