BATU KAPUR DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH SERTA SPESIFIKASI UNTUK INDUSTRI

Penulis

  • MUCHTAR AZIZ Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara

DOI:

https://doi.org/10.30556/jtmb.Vol6.No3.2010.857

Kata Kunci:

Batu kapur, efisiensi bahan bakar, peningkatan nilai tambah, spesifikasi untuk industri

Abstrak

Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar, dan penggunaan produktanya pun di Industri cukup banyak. Namun kenaikan harga BBM berturut-turut di Indonesia pada kurun waktu satu dekade terakhir telah memberikan pukulan berat bagi industri batu kapur domestik. Kapur tohor (CaO) dan kapur padam (Ca(OH)2) merupakan produkta konvensional batu kapur yang paling terpengaruh oleh kenaikan BBM karena dibuat melalui pembakaran batu kapur, sehingga berdampak pada penyediaan produk tersebut untuk industri yang semakin berkurang. Oleh karena itu diperlukan efisiensi pemakaian bahan bakar dalam industri kapur tohor, dan inovasi untuk menghasilkan produk baru bernilai tambah tinggi. Efisiensi pemakaian bahan bakar pada tungku tegak tradisional diantaranya dengan memperhatikan ukuran bongkah batu kapur yang masuk tungku, serta menambah ketinggian tungku. Inovasi untuk menghasilkan produk baru diantaranya pembuatan PCC (precipitated calcium carbonate). PCC saat ini telah digunakan secara luas di industri terutama sebagai bahan pengisi dan pelapis. Untuk penggunaan yang sama, saat ini juga telah berkembang batu kapur giling atau GCC (ground calcium carbonate) yang pembuatannya relatif mudah dan murah, namun pesaingnya cukup banyak. Saat ini inovasi penggunaan baru dari PCC masih terus berkembang, seperti PCC dengan kemurnian tinggi untuk aditif makanan, nano PCC untuk produk unggul, dan sebagainya. Semakin berkembangnya tuntutan kualitas terhadap produk-produk industri menuntut spesifikasi lebih ketat dari produk- produk berbasis batu kapur.

Referensi

Anonim, 2004, Direktorat Inventarisasi Mineral, DESDM, Bandung.

Anonim, 2005, Kenaikan Harga BBM 2005, http:// www.tokohindonesia.com.

Anonim, 2000, Wawancara penulis dengan produsen kapur tohor di daerah industri batu kapur Padalarang.

Anonim, 2000, Spesifikasi kalsium karbonat untuk pelapis kertas (paper coating), PT.Kertas Leces, Probolinggo.

Aziz Muchtar, 2000, Kalsium Karbonat, Karakteristik serta Penggunaannya dalam Industri, Makalah

Teknik, Puslitbang Teknologi Mineral; N0.3, Tahun 6, Bandung.

Aziz Muchtar,Trisna S.,Komarudin As., 2000, Hasil Survai Data Proses pada Pilot Plant Pembuatan Kapur Ringan (Light CaCO3 ) di Padalarang, Promin, Puslitbang Teknologi Mineral, Bandung.

Kurnia, 2009, Informasi harga dan jenis produk di industri kapur Padalarang, Bandung.

Pailihwa, 2008, Precipitated Calcium Carbonate, Tai- wan.

Boynton S. Robert, 1999,”Chemistry and Technology of Lime and Limestone”, 2nd.ed., John Willey and Sons, Inc.

Lefond J. Stanley, 1995 : Industrial Mineral and Rocks. American Institute of Mining, Metallurgical, and Petroleum Engineers, Inc., New York, N.Y.

Taehwa, 2007, Precipitated Calcium Carbonate, Ko- rea.

Tama, 2006, Precipitated Calcium Carbonate, Okutama Kogyo Co, Ltd,Tokyo, Japan.

Trivedi and Hagemeyer, 2004, The Industrial Minerals Handybook II, Carbonate Rocks, RMC Industrial Minerals Ltd. (UK).

Warner, 1998, Fungsions of Lime in Important Uses, Chart by Courtesy of B.& O. RR., Warner Co., Bellefonte, Pa.

Unduhan

Cara Mengutip

AZIZ, M. (2018) “BATU KAPUR DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH SERTA SPESIFIKASI UNTUK INDUSTRI”, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 6(3), hlm. 116 –. doi: 10.30556/jtmb.Vol6.No3.2010.857.

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

<< < 1 2