ANALISIS DATA MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN UNTUK IDENTIFIKASI SEBARAN MINERAL MANGAN DESA TOLNAKU, KECAMATAN FATULEU, KABUPATEN KUPANG

Penulis

  • Ashari Junaidi Ahmad Mahasiswa Pascasarjana, Konsentrasi Geomekanika, Prodi Magister Teknik Pertambangan FTM – UPN “Veteran” Yogyakarta Jl. SWK 104 Condongcatur Yogyakarta 55283, Tel. 0274-48984
  • Mulfin Syarifin Mahasiswa Pascasarjana, Konsentrasi Geomekanika, Prodi Magister Teknik Pertambangan FTM – UPN “Veteran” Yogyakarta Jl. SWK 104 Condongcatur Yogyakarta 55283, Tel. 0274-48984
  • Yohanes Arifin De Sousa Mahasiswa Pascasarjana, Konsentrasi Geomekanika, Prodi Magister Teknik Pertambangan FTM – UPN “Veteran” Yogyakarta Jl. SWK 104 Condongcatur Yogyakarta 55283, Tel. 0274-48984
  • Isser Samuel Tumalang Mahasiswa Pascasarjana, Konsentrasi Geomekanika, Prodi Magister Teknik Pertambangan FTM – UPN “Veteran” Yogyakarta Jl. SWK 104 Condongcatur Yogyakarta 55283, Tel. 0274-48984

DOI:

https://doi.org/10.30556/jtmb.Vol15.No3.2019.926

Kata Kunci:

metode geomagnet, suseptibilitas batuan, anomali, mangan

Abstrak

Dengan metode base-rover, telah dilakukan penelitian magnetik bawah permukaan di wilayah blok satu IUP PT. Bhakti Alam Indonesia Timur menggunakan dua buah alat proton procession magnetometer (PPM) GSM 19 T. Data yang diperoleh berupa nilai medan magnet total sedangkan data variasi harian diperoleh dari Stasiun Geomagnetic Bumi Baumata, BMKG Kupang. Data tersebut dikoreksi menggunakan koreksi harian dan IGRF sehingga menghasilkan nilai anomali magnetik. Selanjutnya dilakukan interpretasi kualitatif dan kuantitatif anomali tersebut. Hasil interpretasi kualitatif diperoleh anomali magnetik pada kisaran -2056,50 - 925,51 nano Tesla. Nilai anomali magnetik yang terbesar adalah 925,51 nano Tesla. Anomali ini diduga mengandung batuan dengan densitas tinggi, rapat massa kompak, sangat keras dan berumur lebih tua dari batuan sekitar. Sedangkan nilai anomali magnetik terendah adalah -2056,50 nano Tesla. Anomali ini diduga mengandung batuan densitas rendah, rapat massa batuan sangat berongga, dan berumur paling muda dari batuan sekitar. Dari hasil interpretasi kuantitatif di Desa Tolnaku Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang terdapat tiga jenis batuan yaitu lempung dengan suseptibilitas 0,0001 dan 0,0006 satuan cgs, sedimen dengan suseptibilitas 0,0031 satuan cgs, basalt dengan suseptibilitas 0,0121 dan 0,133 satuan cgs, dan mineral pirotit dengan suseptibilitas 0,0193 satuan cgs. Berdasarkan hasil interpretasi ini disimpulkan bahwa indikasi keberadaan lapisan batuan yang mengandung mangan di daerah penelitian semakin membesar ke arah selatan.

Referensi

Awaliyatun, F. Z. dan Hutahean, J. (2015) “Penentuan struktur bawah permukaan tanah daerah potensi panas bumi dengan metode geomagnetik di Tinggi Raja Kabupaten Simalungun,” Jurnal Einstein, 3(1), hal. 1–7.

Deniyanto (2010) Pemodelan ke depan (forward modelling) 2 dimensi data magnetik untuk identifikasi bijih besi di lokasi X, Provinsi Sumatera Barat. Universitas Halouleo.

Firmansyah, F. dan Budiman, A. (2019) “Pendugaan mineralisasi emas menggunakan metode magnetik di Nagari Lubuk Gadang Kecamatan Sangir , Solok Selatan , Sumatera Barat,” Jurnal Fisika Unand, 8(1), hal. 77–83.

Fitria, L., Yulianto, T. dan Harmoko, U. (2015) “Interpretasi struktur bawah permukaan berdasarkan data geomagnetik pada daerah mata air panas Jatikurung Kabupaten Semarang,” Youngster Physics Journal, 4(4), hal. 285–290.

Hamsir, H. (2015) Pemodelan dua dimensi metode geomagnet pada lokasi rencana pembangunan observatorium nasional wilayah Timau Kecamatan Amfoang Tengah Kabupaten Kupang. Universitas Nusa Cendana.

Heningtyas, Wibowo, N. B. dan Darmawan, D. (2017) “Interpretasi struktur bawah permukaan dengan metode geomagnet di jalur Sesar Oyo,” Jurnal Fisika, 6(2), hal. 138–148.

Panjaitan, M. (2015) “Penerapan metode magnetik dalam menentukan jenis batuan dan mineral,” Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), 2(6), hal. 69–72.

Rosidi, H. M. D. dan Tjokrosapoetro, S. (1996) Peta geologi lembar Kupang - Atambua, Timor : Geological map of Kupang - Atambua quadrangles, Timor. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Rusita, S., Siregar, S. S. dan Sota, I. (2016) “Identifikasi sebaran bijih besi dengan metode geomagnet di daerah Pemalongan, Bajuin Tanah Laut,” Jurnal Fisika FLUX, 13(1), hal. 49–59.

Setiadi, I., Darmawan, A. dan Marjiyono (2016) “Pendugaan struktur geologi bawah permukaan daerah terdampak lumpur Sidoarjo (Lusi) berdasarkan analisis data geomagnet,” Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, 7(3), hal. 125–134.

Tahaob, P. (2014) Identifikasi anomali magnetik bawah permukaan menggunakan metode geomagnet di area penambangan batuan gamping pada PT Sarana Agra Gemilang KSO PT Semen Kupang di Kecamatan Alak Kota Kupang. Universitas Nusa Cendana.

Takaeb, Y., Sutaji, H. I. dan Bernandus, B. (2018) “Interpretasi jenis batuan menggunakan metode geomagnetik pada daerah terakumulasinya air tanah di bena amanuban selatan,” Jurnal Fisika: Fisika Sains dan Aplikasinya, 3(2), hal. 126–131. doi: 10.35508/fisa.v3i2.613.

Telford, W. M., Geldart, L. P. dan Sheriff, R. E. (1990) Applied geophysics. Cambridge: Cambridge University Press (Monograph series). doi: 10.1017/CBO9781139167932.

Utama, W., Warnana, D. D., Hilyah, A., Bahri, S., Syaifuddin, F. dan Rismayanti, H. F. (2016) “Eksplorasi geomagnetik untuk penentuan keberadaan pipa air di bawah permukaan bumi,” Jurnal Geosaintek, hal. 157–164.

Unduhan

Diterbitkan

2019-09-30

Cara Mengutip

Ahmad, A. J., Syarifin, M., De Sousa, Y. A. dan Tumalang, I. S. (2019) “ANALISIS DATA MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN UNTUK IDENTIFIKASI SEBARAN MINERAL MANGAN DESA TOLNAKU, KECAMATAN FATULEU, KABUPATEN KUPANG”, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 15(3), hlm. 145–157. doi: 10.30556/jtmb.Vol15.No3.2019.926.