ANALISIS NERACA AIR PASCATAMBANG PADA TAILING STORAGE FACILITY
DOI:
https://doi.org/10.30556/jtmb.Vol19.No1.2023.1330Kata Kunci:
neraca air, tailing storage facility, curah hujan, evaporasi potensial, skenario kondisi iklimAbstrak
Tailing Storage Facility (TSF) adalah media pembuangan tailing yang memiliki dampak lingkungan serta risiko dari penyimpanan tailing tersebut. Neraca air merupakan komponen penting dalam pengelolaan TSF. Dalam penelitian ini dilakukan analisis neraca air untuk mengetahui metode penanganan TSF paling tepat saat pascatambang, sehingga dapat menurunkan risiko pencemaran lingkungan. Analisis terhadap parameter curah hujan dan evaporasi potensial digunakan untuk menghitung debit air yang harus dikelola saat pascatambang. Metode pemilihan data hujan maksimum harian menjadi data yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan sarana TSF. Sedangkan untuk pengisian TSF saat pascatambang dilakukan pembuatan skenario kondisi iklim ekstrim untuk parameter curah hujan dan evaporasi potensial yang kemudian dianalisis untuk mengetahui neraca air. Berdasarkan analisis data harian maksimum diperoleh besaran debit air yang harus dikelola pada TSF sebesar 1,511 m3/s. Sedangkan untuk pengisian TSF, skenario pengisian paling cepat membutuhkan waktu 31,8 bulan dan paling lama membutuhkan waktu 110,4 bulan. Untuk menentukan metode penanganan TSF saat pascatambang diperoleh hasil analisis neraca air untuk beberapa skenario kondisi iklim menghasilkan ketebalan minimum kolom air berkisar antara 6 – 8 m. Berdasarkan hasil analisis beberapa skenario kondisi iklim, metode penanganan TSF saat pascatambang adalah penundungan dengan air (water cover).
Referensi
Ashari, A. dan Gautama, R.S. (2014) Karakterisasi geokimia tailing tambang emas terkait metode penempatan tailing pada tailing storage facility. Institut Teknologi Bandung.
Bennett, K. dan Lacy, H. (2012) “Closure planning and decommissioning of tailings storage facilities,” in Proceedings of the Seventh International Conference on Mine Closure. Perth: Australian Centre for Geomechanics, hal. 139–148. Tersedia pada: https://doi.org/10.36487/ACG_rep/1208_14_Bennett.
Chairunnisa, N., Arif, C., Perdinan dan Wibowo, A. (2021) “Analisis neraca air di Pulau Jawa-Bali sebagai upaya antisipasi krisis air,” Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 6(2), hal. 61–80. Tersedia pada: https://doi.org/10.29244/jsil.6.2.61-80.
Danasla, M.A., Kusuma, G.J., Tuheteru, E.J. dan Gautama, R.S. (2021) “Hydrology model establishment of pit lake: Extreme event rainfall data analysis,” IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 882(1), hal. 012048. Tersedia pada: https://doi.org/10.1088/1755-1315/882/1/012048.
Department of Industry Innovation and Science (2016) Tailings management: Leading practice sustainable development program for the mining industry. Canberra: Australian Government.
Fahraini, A. dan Rusdiansyah, A. (2020) “Analisis keandalan metode analisa frekuensi dan intensitas hujan berdasarkan data curah hujan klimatologi Banjarbaru,” Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal), 9(1), hal. 11–23.
Gautama, R.S. (2014) Pembentukan, pengendalian dan pengelolaan air asam tambang. Bandung: ITB Press.
Hall, R. dan Wilson, M.E.J. (2000) “Neogene sutures in eastern Indonesia,” Journal of Asian Earth Sciences, 18(6), hal. 781–808. Tersedia pada: https://doi.org/10.1016/S1367-9120(00)00040-7.
Hasan, F., Hadihardaja, I.K. dan Kardhana, H. (2018) Metode rasional modifikasi untuk berbagai kejadian hujan di Sub-DAS Cimanyar. Institut Teknologi Bandung.
Iliopoulou, T., Malamos, N. dan Koutsoyiannis, D. (2022) “Regional ombrian curves: Design rainfall estimation for a spatially diverse rainfall regime,” Hydrology, 9(5), hal. 67. Tersedia pada: https://doi.org/10.3390/hydrology9050067.
International Commission on Large Dams (2001) Tailings dams: risk of dangerous occurrences: lessons learnt from practical experiences, Bulletin (International Commission on Large Dams). Paris: Commission Internationale des Grand Barrages.
Kite, G.W. (1997) Manual for the SLURP hydrologic model version 11.3. Saskatoon, Canada: National Water Research Institute.
Lakitan, B. (2002) Dasar-dasar klimatologi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Lottermoser, B. (2010) Mine wastes: Characterization, treatment and environmental impacts. Berlin, Heidelberg: Springer Berlin Heidelberg. Tersedia pada: https://doi.org/10.1007/978-3-642-12419-8.
Manggau, M.A., Alam, B.Y.C.S. dan Iskandarsyah, T.Y.W.M. (2020) “Simulasi pengaruh perubahan tataguna lahan dan temperatur terhadap potensi cadangan airtanah pada perhitungan neraca air DAS Cijulang, Pangandaran,” Padjadjaran Geoscience Journal, 4(4), hal. 322–337.
Marlina, S. (2016) “Kajian curah hujan untuk pemutahiran tipe iklim beberapa wilayah di Kalimantan Tengah,” Media Ilmiah Teknik Lingkungan, 1(2), hal. 9–17. Tersedia pada: https://doi.org/10.33084/mitl.v1i2.141.
METSERVE (2012) Tailings storage facility management plan: McArthur River Mine Phase 3 Development Project. Australia.
Peel, M.C., Finlayson, B.L. dan McMahon, T.A. (2007) “Updated world map of the Köppen-Geiger climate classification,” Hydrology and Earth System Sciences, 11(5), hal. 1633–1644. Tersedia pada: https://doi.org/10.5194/hess-11-1633-2007.
Pemerintah Republik Indonesia (2009) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan mineral dan batubara. Indonesia.
Rotting, T.S., Dent, J. dan Reyes, R. (2018) “Life-of-mine water management and treatment strategies,” in C. Wolkersdorfer, L. Sartz, A. Weber, J. Burgess, dan G. Tremblay (ed.) 11th ICARD IMWA MWD Conference : Risk to Opportunity, hal. 442–447.
Solgi, N. (2017) Water balance of metal mining tailings management facilities : influence of climate conditions and tailings management options. University of British Columbia. Tersedia pada: https://doi.org/10.14288/1.0344016.
Suppes, R. dan Heuss-Aßbichler, S. (2021) “How to identify potentials and barriers of raw materials recovery from tailings? Part I: A UNFC-Compliant screening approach for site selection,” Resources, 10(3), hal. 26. Tersedia pada: https://doi.org/10.3390/resources10030026.
The International Network for Acid Prevention (2014) Global acid rock drainage (GARD) guide: prediction, prevention management. The International Network fur Acid Prevention.
Thornthwaite, C.W. (1948) “An approach toward a rational classification of climate,” Geographical Review, 38(1), hal. 55–94. Tersedia pada: https://doi.org/10.2307/210739.
Triatmodjo, B. (2008) Hidrologi terapan. Yogyakarta: Beta Offset.
Upomo, T.C. dan Kusumawardani, R. (2016) “Pemilihan distribusi probabilitas pada analisa hujan dengan metode goodness of fit test,” Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan, 18(2), hal. 139–148. Tersedia pada: https://doi.org/10.15294/jtsp.v18i2.7480.
Wahyudiono, J. (2017) “Karakteristik petrologi dan geokimia batuan gunung api oligosen akhir - miosen di daerah Gunung Muro, Kalimantan Tengah,” Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, 18(2), hal. 105–115.
Welch, D.E. (2001) “Tailings basin water management,” in W.A. Hustrulid, M.K. McCarter, dan D.J.A. Van Zyl (ed.) Slope stability in surface mining. Littleton: Society of Mining, Metallurgy and Exploration, hal. 391–398.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara menyediakan akses terbuka yang pada prinsipnya membuat konten yang tersedia dapat diakses secara gratis untuk umum dan mendukung pertukaran informasi/pengetahuan secara global.

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara berada di bawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Jurnal Teknolgi Mineral dan Batubara provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public to supports a greater global exchange of knowledge.
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.