Download
Vol 8 No 3 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2012

Akhir-akhir ini muncul berita bahwa UU Minerba No.4/2009 sedang menuai reaksi dari pelaku bisnis pertam- bangan; juga ada mayarakat yang notabene bukan pelaku pertambangan mempersoalkan beberapa peraturan dari UU tersebut. Berita lainnya adalah mengenai gugatan salah satu pemerintah daerah (Pemda), dimana Pemda ingin mendapatkan kewenangan lebih besar dalam hal menentukan wilayah pertambangan (WP) dan wilayah ijin usaha pertambangan (WIUP), padahal dalam UU tersebut telah tersurat bahwa pemerintah pusat dan daerah memiliki pembagian tugasnya masing-masing; namun mungkin dirasakan belum sepenuhnya mencerminkan otonomi daerah. Terlepas dari isu-isu tersebut, hasil karya penelitian dan pengembangan mineral dan batubara Indonesia harus terus muncul, bahkan harus lebih ditingkatkan lagi kualitasnya dengan berbagai inovasi guna menjunjung kebijakan pertambangan yaitu “ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat”. Andai kata nanti Pemda memiliki hak penuh dalam menentukan WP dan WIUP di daerahnya, tentu para ahli-ahli geologi, pertambangan, pengolahan/ekstraksi, lingkungan yang berkarya sebagai peneliti, perekayasa, pe- nyelidik bumi, praktisi, dll harus selalu siap membantu siapapun, dimanapun, termasuk mendayagunakan fungsi Pemda melalui informasi-informasi hasil penelitian dan kajian mereka.
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (J.tekMIRA) Vol. 8, No. 3, bulan September ini sebagai edisi akhir tahun 2012, mengetengahkan lima topik yang berkaitan dengan upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya mineral dan batubara di Indonesia. Informasi tentang permineralan dimulai dengan topik “Penataan Wilayah Usaha Pertambangan dan Wilayah Pertambangan Rakyat di Daerah Kebumen”. Seperti diketahui bahwa kabupaten Kebumen memiliki beraneka ragam jenis bahan galian. Oleh karena itu, kajian ini dimaksudkan untuk membantu Pemda setempat dalam penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang baik. Topik kedua adalah “Prioritas Bahan Galian yang Prospektif untuk dikembangkan di Sulawesi Tenggara”. Kajian ini dilakukan untuk membantu Pemda setempat, bahwa komoditas unggulan (emas, nikel, aspal, batu gam- ping, mangan, kromit dan pasir kuarsa) dapat menjadi prioritas untuk diusahakan di daerah tersebut. Topik berikutnya mengenai bahan galian yang langka keberadaannya di Indonesia yaitu “Kromit”. Kromit sebagai bahan baku refraktori dan/atau paduan besi baja diupayakan ditingkatkan kualitasnya melalui teknologi graviti sederhana. Kromit dianggap penting karena di masa depan Indonesia akan banyak memerlukan refraktori berkualitas untuk melapisi dapur suhu tinggi dalam pabrik smelter, produksi besi baja mungkin juga mening- kat. Informasi di bidang perbatubaraan diisi dengan topik yang tak kalah pentingnya yaitu “Studi Petrografi Batubara Marah-Haloq (Kaltim). Peneltian ini dilakukan untuk dapat mengetahui karakteristik, komposisi, serta peringkat batubaranya, agar dapat dijadikan dasar pemanfaatan yang tepat. Adapun topik terakhir mengenai “Peluang Aplikasi Teknologi Pengeringan Dibandingkan dengan Teknologi Blending Batubara Indonesia Ditinjau dari Aspek Keekonomian dan Lingkungan”. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa biaya pengeringan lebih murah dari pada biaya blending, selain itu proses pengeringan yang terintegrasi dengan PLTU akan dapat mengurangi emisi gas CO2. Kajian ini penting mengingat ketentuan bahwa pemanfaatan batubara Indonesia yang berperingkat rendah pada tahun 2012 ini diwajibkan dimanfaatkan sebanyak 20,5% untuk kepentingan dalam negeri; bukan tidak mungkin pada tahun-tahun berikutnya akan diperbesar lagi, bahkan sebaiknya tidak diekspor.
Demikian sepatah dua patah kata berisi isu hangat tentang minerba dan rangkuman informasi topik-topik dalam jurnal tekMIRA edisi ini, sebelum para pembaca yang budiman membuka lembar demi lembar jurnal ini. Semoga bermanfaat, mudah-mudahan jurnal tekMIRA dapat menjumpai lagi para pembaca dalam edisi- edisi tahun 2013 nanti.
Redaksi