Vol 5 No 3 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2009

					Lihat Vol 5 No 3 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2009

Ada hal baru yang perlu Redaksi sampaikan pada penerbitan jurnal edisi ini, karena jurnal ini merupakan gabungan antara Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara dan Jurnal Bahan Galian Industri, dengan nama jurnal masih tetap menggunakan nama salah satu di antaranya, yakni Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara. Hal ini sesuai dengan arahan Kepala Pusbindiklat LIPI bahwa dalam satu institusi kelitbangan hanya diizinkan menerbitkan maksimal dua jurnal ilmiah. Selama ini Puslitbang tekMIRA memiliki tiga jurnal ilmiah terakreditasi LIPI, yakni Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, Jurnal Bahan Galian Industri dan Indonesian Mining Journal. Dengan adanya ketentuan seperti tersebut, institusi ini sekarang hanya memiliki dua jurnal ilmiah, tanpa kehadiran Jurnal Bahan Galian Industri. Akreditasi Jurnal Bahan Galian Industri tersebut hanya berlaku hingga terbitan April 2009 yang lalu. Beragam makalah ilimiah dalam ‘bank data’ Jurnal Bahan Galian Industri tersebut akan segera disalurkan penerbitannya melalui Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara. Dengan adanya penambahan makalah-makalah ini, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara akan terbit empat kali/tahun, yang sebelumnya hanya terbit tiga kali/tahun.

Saat ini keberadaan Undang-Undang (UU) No.4 tahun 2009 sedang hangat-hangatnya dibahas dan dipelajari, yang dalam pasal per pasalnya menyiratkan azas keadilan, kepentingan bangsa, partisipatif, dan teknologi berkelanjutan di sektor pertambangan mineral/batubara. UU tersebut mengandung paradigma pertambangan yang berbeda daripada UU sebelumnya, yang cenderung dapat menggugah semangat baru, khususnya dalam upaya peningkatan nilai tambah yang berwawasan lingkungan untuk peningkatan investasi, penerimaan negara, konservasi sumber daya mineral/batubara di Indonesia. Oleh karena itu, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara yang hadir pada edisi ini menampilkan beberapa karya ilmiah hasil penelitian, inovasi dan kajian terbaru dari para peneliti/perekayasa dengan tujuan mendukung paradigma UU tersebut melalui pemecahan cara ilmiah berbagai masalah teknis dan sosial di kancah pertambangan mineral/ batubara Indonesia. Data-data penelitian dan kajian serta inovasi teknologi yang ditampilkan, diperoleh dari kegiatan- kegiatan langsung di laboratorium,  di lapangan, dan uji coba skala pilot plant.

Terbitan jurnal kali ini menampilkan makalah-makalah ilmiah yang relevan dengan paradigma termaktub dalam UU tersebut. Problema pertambangan timah di Propinsi Babel misalnya, dikaji berdasarkan pendekatan multi-disiplin keilmuan. Problema yang teridentifikasi adalah kemarakan penambangan timah oleh rakyat secara konvensional yang berimplikasi negatif. Hal ini mengakibatkan kerugian negara dari royalti, pajak, dan kerusakan lingkungan yang parah. Penyelesaiannya perlu sinkronisasi dan harmonisasi berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan sektor pertambangan timah di berbagai tingkatan pemerintahan, bahkan lintas sektoral. Dari logam timah beralih ke logam emas, di mana diketahui bahwa kegiatan pengolahan emas umumnya dilakukan dengan cara sianidasi dan amalgamasi, menggunakan bahan kimia sianida dan air raksa yang sangat beracun. Penelitian ekstraksi emas alternatif dan inovatif ini menggunakan pelarut emas dari bahan kimia amonia tiosulfat yang diyakini relatif kurang toksik dibandingkan sianida dan air raksa, sehingga disebut sebagai proses inovasi ramah lingkungan. Dengan berbagai pengaruh parameternya diketahui, penelitian ini cukup signifikan dalam kemampuannya mengekstrak emas refraktori dari bijihnya. Selanjutnya, dari mineral logam beralih ke batubara. Pemanfaatan gas dari proses gasifikasi batubara untuk PLTD sistem bahan bakar rangkap (dual fuel), adalah kegiatan uji coba diversifikasi pemanfaatan batubara pada skala pilot plant. Pemanfaatan batubara peringkat subbituminus untuk proses gasifikasi ini sudah berhasil baik. Demikian pula lingkungan udara yang ditimbulkannya ternyata tidak berdampak negatif, yang berarti sudah memenuhi baku mutu. Pencairan batubara sebagai upaya diversifikasi lain dari pemanfaatan batubara sedang dilakukan secara intensif. Pada karya ilmiah ini, aspek pengaruh katalis berbasis besi dengan ditambah krom dan nikel yang menjadi perhatian utama keberhasilan proses pencairan batubara ini. Masih berkaitan dengan batubara, transportasi batubara di Propinsi Kalteng juga dikaji. Saat ini kendala pendangkalan sungai menjadi penghambat jumlah tonase angkut batubara. Pemda setempat berencana membangun jalur angkut kereta api selain jalur angkut sungai yang sudah ada. Pembangunan jalur angkut kereta api diharapkan dapat membantu memecahkan masalah transportasi, sekaligus pengembangan wilayah terpencil dengan terbukanya daerah-daerah terisolasi di pedalaman.

Akhir kata, ada orang bijak berkata, setiap orang yang hidup di dunia apabila tidak berbuat sesuatu yang bermanfaat, maka orang itu “bodoh”, kelak ia akan meninggal sia-sia. Sebagai peneliti/perekayasa tentu sudah berbuat walau kecil sekalipun, paling tidak berupaya menggeliat untuk meningkatkan kualitas kelitbangan sesuai dengan keahliannya. Oleh karena itu, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara edisi ini dan edisi-edisi berikutnya akan berusaha hadir lebih baik dengan karya-karya ilimiah sesuai dengan semangat dan paradigma Undang-Undang No.4 tahun 2009 tersebut.

 

Redaksi

Diterbitkan: 2018-02-26