Download
Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2018

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (jurnal tekMIRA), Vol. 14, No.2, edisi bulan Mei 2018 telah terbit tepat waktu berkat kerja keras redaksi beserta staf maupun para editor dan mitra bestari. Kepada para pembaca yang budiman, perlu kami informasikan kembali bahwa Puslitbang tekMIRA sejak awal tahun 2018 ini telah menerapkan pola pembiayaan litbang berbasis BLU (Badan Layanan Umum), sehingga sebagian besar kegiatan litbang yang dilakukan lebih difokuskan kepada topik-topik yang berorientasi aplikatif. Untuk itu Puslitbang tekMIRA siap bekerja sama dengan masyarakat industri (sektor mineral dan batubara) di Indonesia maupun luar negeri dengan tujuan utama membantu meningkatkan pencapaian hilirisasi mineral dan batubara yang lebih efisien dan ekonomis. Seperti halnya isu tentang pengembangan bahan energi di Indonesia bahwa PT. PLN masih sangat membutuhkan batubara yang berkualitas sebagai sumber energi primernya, bahkan apabila pembangkit listrik program 35000 MW beroperasi tentu kebutuhan batubara PLN akan berlipat ganda, demikian pula halnya dengan program hilirisasi industri mineral yang hingga saat ini masih belum beroperasi optimal. Ini semua memerlukan riset untuk mencermati fenomena, gejala, isu, maupun berbagai anomali cadangan, penambangan dan proses produksi mineral/batubara baik dari aspek teknologinya maupun non-teknologinya. Semua kegiatan Puslitbang tekMIRA tersebut tidak terlepas dari upaya pemberdayaan industri pertambangan mineral dan batubara untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Kita sadar bahwa kemajuan industri di Indonesia harus berbasis riset dan inovasi, walaupun kegiatan kami ini hanya mengisi sebagian kecil dari upaya antisipasi menjelang revolusi industri dan teknologi generasi 4.0. Para pembaca yang bijaksana, dalam jurnal tekMIRA edisi ini memuat topik-topik hasil riset dan kajian, diantaranya adalah: Pertama, kajian tentang kondisi tanah permukaan jalan jalur transek Liwa - Bukit Kemuning yang berpotensi mudah longsor serta usulan tata ruangnya yang tepat guna agar aman dan lancar pemanfaatannya. Kedua, cara pembuatan aluminium hidroksida dengan cara hidrolisis terhadap larutan natrium aluminat. Produknya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan koagulan PAC (poly aluminium chlorida). Ketiga, abu batubara (abu layang maupun abu dasar) sebagai limbah PLTU yang mengandung unsur-unsur logam tanah jarang seperti cerium, neodinium, lanthanum, ytrium dan samarium. Unsur-unsur logam tanah jarang tersebut diekstrak sehingga kelak dapat memenuhi bahan baku produk industri penunjang kehidupan modern. Keempat, bijih besi belum termanfaatkan secara optimal di Indonesia karena belum ada smelter yang memproduksinya. Terputusnya rantai nilai industri tersebut disebabkan oleh faktor primer dan sekunder yang tentunya perlu diperbaiki sesegera mungkin. Kelima, kajian tentang penentuan harga jual batubara alternatif antara penjual dan pembeli sebagai win-win solution agar dapat dipakai sebagai pedoman mempercepat negosiasi kontrak jual/beli. Keenam, mengkaji tentang strategi penempatan kawasan ekonomi khusus (KEK) di Sulawesi Tenggara khususnya tentang KEK pertambangan nikel.
Demikian sekilas informasi tentang karya-karya ilmiah yang disusun oleh para penulis/peneliti yang telah berusaha menuangkan ide-ide ilmiah penguatan ilmu pengetahuan dan teknologi sektor mineral dan batubara dalam jurnal tekMIRA edisi Mei 2018 ini, dengan harapan semoga bermanfaat, khususnya dalam upaya menunjang misi hilirisasi sektor mineral dan batubara di Indonesia. Selamat membaca.