PENGARUH TEMPERATUR DAN JENIS REDUKTOR PADA PEMBUATAN SPONGE IRON MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DIRECT REDUCED IRON DALAM ROTARY KILN

Penulis

  • SUHARTO SUHARTO UPT.Balai Pengolahan Mineral Lampung – LIPI, Lampung, Indonesia
  • YAYAT I. SUPRIYATNA UPT.Balai Pengolahan Mineral Lampung – LIPI, Lampung, Indonesia
  • M. AMIN UPT.Balai Pengolahan Mineral Lampung – LIPI, Lampung, Indonesia
  • MUHAMAD LUTFI Jurusan Teknik Metalurgi - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

DOI:

https://doi.org/10.30556/jtmb.Vol10.No1.2014.747

Kata Kunci:

bijih besi halus, batubara, arang kayu, rotary kiln, sponge iron

Abstrak

Telah dilakukan penelitian pengaruh temperatur dan jenis reduktor pada pembuatan sponge iron dengan teknologi Direct Reduced Iron (DRI) dalam rotary kiln. Perbandingan komposisi bahan baku yang digunakan adalah bijih besi halus : reduktor (batubara dan arang kayu) : bentonit = 77:20:3, dengan variabel temperatur reduksi 900, 1050, dan 1200°C, sedangkan variabel jenis reduktor adalah batu bara subbituminus dan arang kayu. Dilakukan analisis kimia terhadap bahan dan produk yang dihasilkan untuk mengetahui keberhasilan proses dan kualitas produk. Hasil yang didapat, reduktor arang kayu sedikit lebih baik dibanding batu bara. Hal ini ditunjukan pada temperatur 1200°C, dengan reduktor arang kayu dan waktu reduksi 2 jam menghasilkan sponge iron dengan persen metalisasi sebesar 97,43% lebih tinggi dibanding sponge iron dengan reduktor batu bara sebesar 96,7%. Semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi pula persentase metalisasi yang didapat pada hasil reduksi dengan penggunaan reduktor yang sama. Metalisasi tertinggi didapat pada temperatur 1200°C menggunakan reduktor arang kayu, yaitu sebesar 97,43%. Dalam mendukung teknologi ramah lingkung-an, pemanfaatan produk samping perkebunan dapat menggunakan reduktor seperti arang cangkang sawit dan juga dapat dilakukan penggantian bijih halus menggunakan pasir besi sebagai sumber besi.

Referensi

Anonim, 2005. Sumber daya batubara; World Coal Institute, Inggris. Halaman 1-43.

Feinman, J., 1999. Direct reduction and smelting pro- cesses, Chapter 11, J. Feinmen and Associates, Inc. Pittsburgh, 746-748.

Haryono, D., 2011. Bahan ajar pirometalurgi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (tidak diterbitkan).

Kuni, D. and Chisaki, T., 2008, Rotary reactor engineer- ing, Elsevies B.V. Oxford, 105-109.

Muda, I., 2011. Trial produksi pembuatan sponge iron dari fines pellet ukuran 3-5 mm dengan mengguna- kan rotary kiln, SNBB ITB (tidak diterbitkan).

Sarangi, A. dan Sarangi, B.,2011. Sponge iron production in rotary kiln ; PHI Learning, New Delhi, Halaman 183-193.

Speight, J.G., 2005. Handbook of coal analysis, Vol 166, John Wiley and Sons, Inc: Canada, 60-61.

Stephenson, R.L. and Smailer, R.M., 1980. Direct reduced iron technology and economics of production and use, Warrendale - Pa : The iron & Steel Society, AIME.

Teuku, I., 1996. Potensi bijih besi Indonesia dalam kerangka pengembangan klaster industri baja, Direktorat ESDM, Bandung, Halaman 1-12 (tidak dterbitkan).

Utomo, W., 2011. Pengantar teknologi besi baja, Uni- versitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon (tidak diterbitkan).

Unduhan

Cara Mengutip

SUHARTO, S., SUPRIYATNA, Y. I., AMIN, M. dan LUTFI, M. (2018) “PENGARUH TEMPERATUR DAN JENIS REDUKTOR PADA PEMBUATAN SPONGE IRON MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DIRECT REDUCED IRON DALAM ROTARY KILN”, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 10(1), hlm. 15–21. doi: 10.30556/jtmb.Vol10.No1.2014.747.