MENGOPTIMALKAN PEROLEHAN MINERAL MAGNETIK PADA PROSES SEPARASI MAGNETIK PASIR BESI PANTAI SELATAN KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH

Penulis

  • CHUSNI ANSORI Balai Informasi dan Konversi Kebumian Karang Sambung - LIPI Kebumen

DOI:

https://doi.org/10.30556/jtmb.Vol9.No3.2013.758

Kata Kunci:

, Kebumen Selatan, pasir besi, separasi ukuran butir, magnetik, kimia mineral, optimalisasi

Abstrak

Potensi pasir besi Pantai Selatan Kebumen cukup tinggi. Material ini terdiri atas mineral magnetik dan bukan magnetik; yang pertama berupa magnetit lepas dan magnetit ikat yang berasosiasi dengan olivin, piroksin dan horblende, sedangkan yang kedua berupa kuarsa, K-feldspar, plagioklas, zirkon, rutil dan karbonat/fosil. Pemisahan optimum antara mineral magnetik dengan bukan magnetik dengan kadar Fe total maksimal memerlukan penelitian lapangan dan laboratorium. Penelitian lapangan dilakukan untuk pengambilan percontoh pada dua lokasi terpisah di bagian timur dan barat pantai Kebumen. Analisis laboratorium meliputi pengujian separasi magnetik pada fraksi kasar (-20 +35 mesh), sedang (-35+60 mesh) dan halus (-60+120 mesh) dengan intensitas magnetik 200 , 1000 dan 3000 Gauss. Mineral magnetik hasil separasi dianalisis kandungan Fe total, SiO2 dan TiO2 menggunakan metode AAS. Berdasarkan hasil analisis, mineral magnetik lebih banyak terdapat di bagian timur dengan prosentase sejumlah 66,46 % berat dan kadar Fe total 56,57 % yang didapat dari hasil separasi magnetik partikel berukuran -60+120 mesh dengan intensitas 200 G. Pemisahan mineral magnetik untuk percontoh berasal dari bagian barat menggunakan partikel berukuran -120+200 mesh dan intensitas magnetik 200 G. Hasilnya menunjukkan persentase mineral magnetik sebanyak 34,39 % berat dengan kadar Fe total 60,72 %. Kadar Fe total mineral magnetik berlawanan dengan SiO2 sedangkan TiO2 mengikuti pola Fe total.

Referensi

Ansori, C., Sudarsono dan Saifudin, 2011. Distribusi mineralogi pasir besi pada jalur Pantai Selatan Kebu- men – Kutoarjo. Buletin Sumberdaya Geolog,Vol. 6 No. 2, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung, Agustus 2011.

Ansori, C., Rahardjo, P.D. dan E. Puswanto, 2010. Pola distribusi ukuran butir pasir besi pada jalur Pantai Selatan Purworejo-Kebumen. Prosiding Seminar Nasional Ke-5 Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi. Yogyakarta, 18 Desember 2010; STT

Nasional Yogyakarta, Buku 2, hal. 162 – 168.

Arsadi E.,M., Suparyanto I., H., Tjiptasmara, Sudrajat Y., Kosasih K. dan Supriatna N., 2003; Inventarisasi dan identifikasi airtanah daerah Pesisir, Studi ka- sus pada dataran Alluvial Gombong, Karanganyar Selatan, Jawa Tengah; Laporan Teknis Penelitian, Puslit Geoteknologi Bandung, Tidak diterbitkan, 105 hal.

Bronto S., 2007. Genesis endapan aluvium Dataran Pur- worejo Jawa Tengah; Implikasinya terhadap sumber daya geologi. Jurnal Geologi Indonesia, Bandung, Vol. 2 No. 4, hal. 207-215.

Jamali A., 2005. Pengolahan pasir besi titan menjadi hot metal dengan tungku induksi listrik. Metalurgi, Vol. 20, No. 1, Juni 2005, hal. 21-28.

Mufit, F., Fadhillah, Amir, H., dan Bijaksana, S., 2006. Kajian tentang sifat magnetik pasir besi dari Pantai Sanur, Pariaman, Sumatera Barat. Jurnal Geofisika I, hal. 2-5, Bandung.

Suparyanto I.H., Bakti H., Yuniati M.D., Riska M. dan Hartanto P., 2006. Sumberdaya air tanah kawasan pesisir Jawa Tengah Selatan, Daerah Puring – Peta- nahan, Kebumen; Proseeding Seminar Geotekologi

– LIPI, Bandung, hal. 181-192.

Suratman., 2008. Benefisiasi pasir besi Jene Gumanti, Sulawesi Selatan. Jurnal Bahan Galian Industri, Vol. 12 No. 34, Agustus 2008, Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung, hal. 8-13.

Unduhan

Cara Mengutip

ANSORI, C. (2018) “MENGOPTIMALKAN PEROLEHAN MINERAL MAGNETIK PADA PROSES SEPARASI MAGNETIK PASIR BESI PANTAI SELATAN KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH”, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 9(3), hlm. 145 * 156. doi: 10.30556/jtmb.Vol9.No3.2013.758.