ANALISIS CADANGAN, KUALITAS DAN DAMPAK PENAMBANGAN LEMPUNG SEBAGAI BAHAN BAKU GENTENG SOKA DAN BATA, DI KABUPATEN KEBUMEN
DOI:
https://doi.org/10.30556/jtmb.Vol6.No3.2010.858Kata Kunci:
Kebumen, genteng Soka, lempung, cadangan, lingkunganAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kebutuhan, pemanfaatan, sebaran, kualitas, cadangan lempung dan dampak lingkungan disekitar sentra industri genteng di Kecamatan Sruweng dan Pejagoan Kabupaten Kebumen, yang mencakup kegiatan lapangan dan laboratorium. Penelitian lapangan meliputi penelitian sebaran bahan galian, aktivitas penambangan serta dampak lingkungan yang terjadi. Penelitian laboratorium mencakup analisis XRD menggunakan alat RINT2000 wide angle geniometer dan kimia mineral menggunakan metode AAS (Atomic Absorbtion Spectrometer).
Lempung tersebar pada 13 lokasi seluas 1.320,870 Ha, dengan jumlah cadangan 19.544.143,00 m3. Berdasarkan analisis XRD, lempung mengandung kaolinit, monmorilonit, illit serta mineral induk. Kualitas lempung yang berasal dari Kebakalan setara dengan lempung dari Kedawung, lempung Kebagoran mempunyai kualitas lebih rendah dibandingkan lempung Kedawung, sementara itu lempung Plumbon kurang baik. Analisis kimia menunjukkan bahwa lempung dari Kebakalan dan Plumbon mengandung Fe2O3 sebesar 18,48 – 20,15 %. Indeks plastisitas berkisar antara 19,23 – 28,12% , susut kering sekitar 6%, susut bakar 9.5% sehingga memenuhi syarat untuk genteng keramik. Tingkat produksi genteng diperkirakan 174.424.333 bh/th, produksi batu bata 60.300.000 bh/th, maka diperlukan lempung 369.528,88 m3/th. Cadangan lempung yang ada diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan selama 52,9 tahun. Nilai ekonomi cadangan lempung Rp 1,95 triliun, nilai potensial kerugian lahan akibat tidak panen Rp 84,78 milyar, nilai sewa sawah pada petani seharga Rp 63 juta/Ha, sehingga menguntungkan.
Dampak lingkungan yang terjadi mencakup; hilangnya tanah penutup dan kesuburan tanah, perubahan topografi yang tidak sesuai karakter lahan serta rusaknya infra struktur. Untuk mengurangi perlu melokalisir area penambangan di sekitar Kebakalan-Logandu, melakukan reklamasi paska tambang dengan mengembalikan tanah pucuk, pemanfaatan lahan bekas tambang menjadi tempat perikanan/pemancingan, pembuatan zonasi kawasan tambang serta PERDA Pertambangan.
Referensi
Anonim, 2004. Laporan Akhir Studi Potensi Tambang di Kabupaten Kebumen, BAPPEDA Kebumen.
Anonim, 2008. Daerah Dalam Angka (DDA), BAPPEDA Kebumen.
Anonim, 1996. KEPMEN Lingkungan Hidup, Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha/Kegiatan Penambangan Jenis Lepas di Darat, No 43, Jakarta.
Ansori C., Siswandi U., Sumawijaya N., 2007. Inventarisasi Bahan Galian Industri Pada Rangkaian pegunungan Serayu Selatan, Kab. Kebumen – Banjarnegara, Laporan Teknis Penelitian, UPT. BIKK-LIPI, Kebumen.
Pettijohn, E.J., 1975. Sedimentary Rock, 3 rd ed, Harper Publisher, New York, San Francisco, Tokyo.
Sukandarrumidi, 1999. Bahan Galian Industri, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sukendar A., Harsolumakso A.H., Busono H., Gafoer S., 1992. Peta Geologi Lembar Kebumen; P3G Bandung.
Wiyono S, 2004, Geopedologi, Jurusan Teknik Geologi UGM, Yogyakarta.
Unduhan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara menyediakan akses terbuka yang pada prinsipnya membuat konten yang tersedia dapat diakses secara gratis untuk umum dan mendukung pertukaran informasi/pengetahuan secara global.

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara berada di bawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Jurnal Teknolgi Mineral dan Batubara provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public to supports a greater global exchange of knowledge.
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.