Vol 5 No 4 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2009

					Lihat Vol 5 No 4 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2009

Sehubungan dengan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1430 H pada akhir September 2009 yang lalu, kami dari Dewan Redaksi Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (Jurnal tekMIRA) mengucapkan selamat, mohon maaf lahir dan batin. Semoga amal dan ibadah saum Ramadan kita diterima oleh Allah swt dan semoga pula kefitrian yang telah kita capai dapat menambah semangat untuk selalu berusaha meningkatkan kinerja dalam menciptakan karya tulis ilmiah yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan dalam dunia industri dan masyarakat luas lainnya. Kepada para peneliti, perekayasa, pembaca dan pemerhati teknologi mineral dan batubara, perlu kami mengulang pemberitahuan sebelumnya bahwa Jurnal tekMIRA terbit menjadi empat kali per tahun yang sebelumnya tiga kali per tahun. Hal ini merupakan arahan dari Pusbindiklat-LIPI untuk menggabungkan Jurnal Bahan Galian Industri dan Jurnal tekMIRA, dengan nama tetap Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (Jurnal tekMIRA). Dalam edisi ini, redaksi menyuguhkan beragam topik penelitian/pengkajian teknologi mineral dan batubara, penelitian geologis, yang merefleksikan sebagian kegiatan ilmiah penelitian dan pengkajian di Puslitbang tekMIRA, Pusat Survei Geologi serta Dinas Pertambangan dan Energi Sulawesi Tenggara.

Pembahasan dimulai dari pengolahan bijih bauksit. PT Antam Tbk. saat ini sedang aktif melakukan persiapan pendirian pabrik pengolahan bauksit untuk memproduksi chemical grade alumina berkapasitas 350.000 ton per tahun di Tayan-Kalimantan Barat; sedangkan pemrosesan bauksit Kijang yang baru akan diarahkan ke produk metallurgical grade. Untuk itu, Puslitbang tekMIRA ikut berpartisipasi dalam penelitian prapengolahannya dengan scrubbing, agar jalur pengolahan berikutnya menjadi lebih efektif dan efisien. Hal lain yang dibahas adalah kemungkinan keterdapatan endapan emas primer di Kabupaten Bombana-Sulawesi Tenggara. Kajian geologis ini dilakukan berkaitan dengan kurangnya dukungan data yang dimiliki oleh pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara, akibat dari maraknya penambangan emas rakyat secara ilegal di Bombana yang gencar diberitakan oleh media massa awal 2009 ini. Tambang emas rakyat yang tidak beraturan akan mendatangkan persoalan di kemudian hari. Data geologis yang diperoleh dari kajian ini, diharapkan kelak dapat menjadi pegangan pemerintah daerah setempat untuk mengeluarkan kebijakan dan pedoman pengelolaan sumber daya mineral, terutama emas, yang telah minimbulkan beragam permasalahan (teknis, lingkungan dan sosial-budaya) di daerah ini. Di Propinsi Riau telah dilakukan kajian identifikasi peluang pengembangan sumber daya alam. Hasil kajian mengindikasikan bahwa prioritas utama terletak pada pengembangan batubara untuk gasifikasi dan/atau untuk PLTU mulut tambang. Mengenai bahan galian industri diketahui bahwa fosfat sebagai bahan pupuk perlu dikembangkan, karena sejalan dengan program pemerintah tentang enam sektor pengembangan industri Indonesia; salah satunya adalah sektor pertanian, yang tentunya memerlukan banyak pupuk. Fosfat Indonesia yang umumnya berjenis guano relatif sulit diolah dengan cara tradisional biaya murah. Untuk itu, cara bioleaching mungkin menjadi alternatif dan inovatif. Zeolit dengan nilai KTK (kapasitas tukar kation) tinggi selalu diminati oleh konsumen; maka pengetahuan KTK berdasarkan kehalusan butiran menjadi topik pembahasan terakhir dalam Jurnal tekMIRA edisi ini. 

Sebagai penutup kata ada peribahasa mengatakan akal tak sekali tiba, yaitu tidak ada suatu pekerjaan yang sekali dikerjakan terus jadi sempurna. Dengan alasan ini, redaksi akan terus berusaha keras senantiasa memperbaiki dan memperbaiki lagi kualitas terbitan ilmiah ini dengan penuh keikhlasan, tanpa lelah dan bosan untuk mencapai hasil yang lebih baik.

 

Redaksi
Diterbitkan: 2018-02-26