PENGARUH TEMPERATUR DAN UKURAN BUTIR TERHADAP KELARUTAN KALIUM PADA BATUAN LEUSITIK GUNUNG MURIA JAWA TENGAH

Penulis

  • Budhy Agung Puslitbang tekMIRA
  • Ildrem Syafri Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Bandung
  • Agus Didit Haryanto Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Bandung

DOI:

https://doi.org/10.30556/jtmb.Vol15.No2.2019.1002

Kata Kunci:

mineral leusit, potensi, kelarutan kalium, pupuk

Abstrak

Mineral yang berpotensi di bidang pertanian sebagai sumber unsur hara (pupuk) yang dibutuhkan tanaman adalah dolomit, batuan fosfat, dan mineral silikat seperti leusit, muskovit dan ortoklas. Leusit mengandung kalium dan aluminium tektosilikat K(AlSi2O6). Mineral ini dijumpai di Kabupaten Jepara, Pati dan Kudus. Di Medani, Jepara potensinya sebanyak 190.400.000 ton, kandungan K2O antara 1,92-8,77 %. Mineral leusit untuk penelitian ini mempunyai kadar K20 antara 7,68-7,98 %; Al2O3 19,62-20,73 % dan SiO2 48,62-49,93 %. Hasil analisis petrografi menunjukkan adanya fenokris yang terdiri dari leusit, sanidin dan mineral opak. Unsur kalium di dalam leusit sulit larut, sehingga perlu diupayakan peningkatan kelarutannya dengan cara memanaskan batuan mengandung leusit tersebut pada suhu 600-1000 °C dan penghalusan ukuran butiran dari -70 sampai -200 mesh. Sebagai pembanding digunakan percontoh tanpa pemanasan. Dari hasil uji coba, kelarutan tanpa pemanasan relatif rendah antara 0,22-0,49 %; semakin halus butiran kelarutan leusit cenderung semakin meningkat, tetapi pada suhu 600 °C terjadi peningkatan cukup signifikan antara 1,55-2,30 %, pada suhu 700 °C kelarutan relatif tetap yaitu antara 1,44-2,40 %, sedangkan pada suhu 850 °C mulai terjadi penurunan kelarutan menjadi 1,20-1,95 % dan pada suhu lebih tinggi 1000 °C, kelarutan menurun menjadi 0,31-0,45 %. Percobaan peningkatan kelarutan kalium cukup signifikan sampai 10 kali, diharapkan kegunaan untuk pupuk lebih baik.

Referensi

Agung, B., Purnomo, H., Saleh, R., Suganal, Handayani, S., Pranoto, E. dan Sulistyani, L. (2015) Pupuk bio organo mineral untuk tanaman teh di Gambung. Bandung: Puslitbang tekMIRA.

Ciceri, D., Manning, D. A. C. dan Allanore, A. (2015) “Historical and technical developments of potassium resources,” Science of The Total Environment, 502, hal. 590–601. doi: 10.1016/j.scitotenv.2014.09.013.

Erpian, R., Agung, B. dan Budiman, S. (2011) Pembuatan garam epsom (MgSO4.7H2O) dari mineral talk (magnesium silikat). Universitas Jenderal Achmad Yani.

Han, Y. X., Liu, J. dan Yin, W. Z. (2008) “Research on the mechanism of the dissociation of potassium shale during roasting,” Advanced Materials Research, 58, hal. 155–162. doi: 10.4028/www.scientific.net/AMR.58.155.

Jasinski, S. M. (2016) Potash, www.usgs.gov. Tersedia pada: https://minerals.usgs.gov/minerals/pubs/commodity/potash/mcs-2016-potas.pdf (Diakses: 10 Januari 2019).

Muksin, I. dan Karangan, C. (2016) “Prospeksi batuan pembawa kalium Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah,” in Prosiding Hasil Kegiatan Tahun 2016 Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi. Bandung: Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi, hal. 245–252.

Saleh, R., Purnomo, H., Wahyudi, T., Jafril, Anugrah, R. I., Pranoto, E., Rachmiati, Y. dan Trikamulyana, T. (2014) Kajian pasar pupuk majemuk berbasis mineral pada tanaman teh. Bandung: Puslitbang tekMIRA.

Sayekti, B. (2015) Batuan vulkanik kaya kalium untuk agromineral daerah Ngabinan dan Gebangan Situbondo Jawa Timur. Universitas Padjadjaran.

Soenara, T., Ardha, N., Purnomo, H., Rasyad, S. S., Hermana, Y., Rustandi, D., Sudirman, A. dan Priatna, D. (2011) Peningkatan kinerja proses dan peralatan pengolahan mineral skala pilot di Cipatat. Bandung: Puslitbang tekMIRA.

Streckeisen, A. (1980) “Classification and nomenclature of volcanic rocks, lamprophyres, carbonatites and melilitic rocks - IUGS subcommission on the systematics of igneous rocks,” Geologische Rundschau, 69(1), hal. 194–207. doi: 10.1007/BF01869032.

Sudradjat, A., Permana, D., Haryadi, H., Arifin, M., Mulyono, H. P., Saleh, R., Suhendar, Supriatna, S., Kunrat, T. S., Suseno, T. dan Mandalawanto, Y. (1997) Bahan galian industri. Diedit oleh S. Supriatna dan M. Arifin. Bandung: Puslitbang tekMIRA.

Suganal, Saleh, N., Yuhelda, Amalia, D. dan Supriyanto, B. A. (2016) Pengembangan dan aplikasi hasil litbang pengolahan dan pemurnian mineral mendukung peningkatan nilai tambah mineral. Bandung: Puslitbang tekMIRA.

Vogel, A. I. dan Svehla, G. (1979) Textbook of macro and semimicro qualitative inorganic analysis. 5t Ed. Longman Scientific & Technical.

Wahyudi, T., Handayani, S., Ardha, N., Suratman, Cahyono, S. S. dan Amirudin, D. (2008) Pengembangan bioteknologi untuk pengolahan mineral : Studi kasus ekstraksi fosfat dari endapan fosfat alam dengan metode bio. Bandung: Puslitbang tekMIRA.

Wahyudi, T., Purnomo, H., Wahyudi, A., Rochani, S., Soenara, T., Simanjuntak, W., Damayanti, R., Sulistyani, L., Hermana, Y., Sofyan, Y., Sudirman, A., Rustandi, D., Rohayati, Y., Alamanda, N., Fitria, F., Ernawati, Juarsa dan Pendi, S. (2012) Pemrosesan mineral untuk bahan pupuk skala pilot. Bandung: Puslitbang tekMIRA.

Wang, C., Yue, H., Li, C., Liang, B., Zhu, J. dan Xie, H. (2014) “Mineralization of CO2 using natural K-Feldspar and industrial solid waste to produce soluble potassium,” Industrial & Engineering Chemistry Research, 53(19), hal. 7971–7978. doi: 10.1021/ie5003284.

Wardama, I. W. dan Titisari, A. D. (2004) Agromineralogi : Mineralogi untuk ilmu pertanian. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Tersedia pada: http://warmada.staff.ugm.ac.id/Buku/agromineral.pdf.

Unduhan

Diterbitkan

2019-05-31

Cara Mengutip

Agung, B., Syafri, I. dan Haryanto, A. D. (2019) “PENGARUH TEMPERATUR DAN UKURAN BUTIR TERHADAP KELARUTAN KALIUM PADA BATUAN LEUSITIK GUNUNG MURIA JAWA TENGAH”, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 15(2), hlm. 119–131. doi: 10.30556/jtmb.Vol15.No2.2019.1002.