UJI COBA PELARUTAN DOLOMIT KARO DENGAN ASAM SULFAT MENJADI KISERIT

Penulis

  • TATANG WAHYUDI Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara
  • BUDHY A. SUPRIYANTO Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara

DOI:

https://doi.org/10.30556/jtmb.Vol6.No4.2010.849

Kata Kunci:

kiserit, dolomit, kelapa sawit, pohon karet, Karo

Abstrak

2-

 

Kiserit adalah mineral magnesium sulfat yang sangat tidak stabil berkomposisi MgSO4·H2O. Di alam, pembentukan


mineral ini merupakan hasil penguapan air laut yang mengandung 1,299 ppm Mg2+  dan 2,715 ppm SO4


. Sebagai


pupuk tanaman, mineral ini mempunyai kelarutan hara lambat dan di dalam air, ber-pH netral. Pengguna terbesar

pupuk kiserit di Sumatera Utara adalah tanaman kelapa sawit dan karet. Luas lahan perkebunan tersebut masing- masing sebesar 957 ribu dan 125 ribu Ha, sehingga total kebutuhan kiserit mencapai 311 ribu ton. Selama ini kebutuhan kiserit tersebut masih diimpor dari Jerman dan Cina. Kiserit dapat dibuat dari dolomit dengan cara menambahkan sejumlah asam sulfat. Dolomit cukup banyak terdapat di Sumatera Utara terutama di daerah Karo. Cadangan tereka dolomit daerah ini mencapai 11,52 juta ton. Kualitasnya cukup memadai yang ditunjukkan oleh kadar MgO antara 20,7 - 21,4 %; unsur pengotor Fe2O3 dan Al2O3 di bawah 1,0 %; berat jenis antara 2,80 - 2,85.

 

Uji–coba optimal pembuatan kiserit dari dolomit Karo menghasilkan pupuk kiserit dengan kadar MgO di atas kadar MgO kiserit standar (25,0 %), yaitu antara 25,2 - 28,6 %. Pengotornya relatif kecil yang ditunjukkan oleh kadar Pb sebesar 0,002 % (di bawah kadar Pb kiserit impor, yaitu 0,003 %). Perolehan dari uji -coba cukup tinggi, yaitu 97,9 %.

Referensi

Atangsaputra, Komarudin. 2000. Pembuatan kiserit dari serpentin, Sukabumi Selatan. Laporan Teknik Pengolahan, No. 197. Puslitbang Teknologi Mi- neral, Bandung.

Agung, B., 2000. Pemanfaatan pilot plant dolomit untuk pembuatan pupuk kiserit Gresik, Jawa Timur. Laporan Teknik Pengolahan, No. 201. Puslitbang Teknologi Mineral, Bandung.

Agung, B. dan Wahyudi, T., 2008. Karakteristik dan pemanfaatan terak feronikel untuk pupuk kiserit. Jurnal Bahan Galian Industri, v. 12 n. 33 h. 22-32. Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung.

Balitbang Provinsi Sumatra Utara. 2004. Analisis Kebutuhan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam sebagai Bahan Baku Sektor Industri di Provinsi Sumut. Lembaga P3M Institut Teknologi Medan, Medan.

Bemmelen, R.W. van. 1949. The Geology of Indonesia,

The Hague: Govt. Printing Office. 2 volumes.

http://sumut.bps.go.id diunduh pada 3 Agustus 2009,

jam 8.00.

http://www.webmineral.com/data/dolomite.shtml diunduh pada 3 Agustus 2009, jam 10.00.

http://www.distam-propsu.go.id diunduh pada 3 Agustus 2009 jam 13.00

http://www.jhbunn.co.uk/index.php/products/fertilisers/ straights/74-kieserite diunduh pada 10 September 2009, jam 9.00.

http://en.wikipedia.org/wiki/Gypsum diunduh pada 10 september 2009, jam 11.

Wahyu, Iman Santoso, 2000. Studi Pemanfaatan Mi- neral Dolomit Sebagai Bahan baku Pupuk Kiserit. Laporana Penelitian. Tidak dipublikasikan. Institut Teknologi Bandung.

Unduhan

Cara Mengutip

WAHYUDI, T. dan SUPRIYANTO, B. A. (2018) “UJI COBA PELARUTAN DOLOMIT KARO DENGAN ASAM SULFAT MENJADI KISERIT”, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 6(4), hlm. 183 –. doi: 10.30556/jtmb.Vol6.No4.2010.849.