ANALISIS POLA DISTRIBUSI LOGISTIK DAN INFRASTRUKTUR BATUBARA UNTUK PLTU SKALA KECIL
DOI:
https://doi.org/10.30556/jtmb.Vol13.No1.2017.140Kata Kunci:
Logistik, infrastruktur, PLTU, batubara.Abstrak
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2013 – 2022, PT. PLN (Persero) berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) skala kecil dengan kapasitas antara 3 - 25 MW sebanyak 56 unit. Lokasi PLTU yang akan dibangun tersebar di seluruh Indonesia, jumlah batubara yang dibutuhkan setiap tahun sebesar 4.821.453 ton. Permasalahannya adalah darimana dan dengan cara bagaimana batubara tersebut diperoleh karena PLTU yang akan dibangun di beberapa daerah tersebut tidak memiliki atau jauh dari lokasi sumber daya batubara. Di lain pihak, sumber batubara Indonesia saat ini sebesar 126,60 miliar ton dengan cadangan tercatat sebanyak 32,26 miliar ton, terdiri dari cadangan terkira sebanyak 23,99 miliar ton dan terbukti sebanyak 8,27 miliar ton dengan lokasi yang tersebar di beberapa wilayah antara lain di Pulau Kalimantan yaitu sebesar 17,19 miliar ton (atau 56,31% dari total) dan 43,69% tersebar di Pulau Sumatera serta sisanya tersebar di Jawa, Maluku dan Papua, yang secara umum sudah diusahakan. Tujuan penelitian adalah merumuskan model pemasokan-permintaan yang paling ekonomis, sedangkan metode yang digunakan adalah analisis model pemasokan-permintaan berdasarkan pemrograman linear. Dari hasil penyaringan terhadap sejumlah perusahaan penghasil batubara, terpilih 19 perusahaan pemasok yang memenuhi kriteria sebagai calon pemasok kebutuhan batubara pada 56 PLTU yang direncanakan, selanjutnya setelah semua variabel-variabel dimasukkan ke dalam model pasokan-permintaan, diperoleh 18 alternatif pasokan kebutuhan. Moda transportasi yang digunakan bervariasi, melalui jaur darat, sungai dan laut, sedangkan infrastruktur logistik batubara yang dapat digunakan adalah alat angkut jenis tongkang 300 feet dengan kapasitas muat 5000 ton. Total frekuensi pelayanan pemasokan batubara antara 6 sampai dengan 30 kali (roundtrip) dalam setahun, tergantung jumlah kebutuhan masing-masing PLTU. Infrastruktur lainnya untuk mendukung kegiatan operasi di pelabuhan PLTU skala kecil antara lain dermaga, stockpile berikut shiploader, conveyor, stacker & reclaimer,crusher, blender dan mixer. Hasil kajian ini sangat penting sebagai masukan dalam merumuskan kebijakan pola distribusi logistik dan infrastruktur batubara untuk PLTU Skala kecil.
Referensi
Adam, M. dan Tofler, A. (2013) Pengusaha tambang keluhkan Perda Gubernur Sumsel. Tersedia pada: http://nasional.news.viva.co.id (Diakses: 9 April 2016).
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (2014) Perkembangan pasokan dan permintaan tenaga listrik “Konsinyering suplly demand energy”, 20 Juni 2014. Bandung.
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (2014a) Indonesia mineral and coal information 2014. Jakarta.
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (2014b) “Pengendalian produksi batubara dalam rangka domestic market obligation,” in FGD Jaminan Pasokan Batubara untuk Kebutuhan Dalam Negeri dan Pengembangan Infrastruktur Pendistribusian Batubara. Bandung: Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, hal. 21.
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (2016a) Dukungan penyediaan bahan baku untuk pembangunan industri berbasis minerba. Jakarta.
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (2016b) Penetapan harga patokan batubara. Jakarta.
HARGEN (2015) Penyebab harga batubara anjlok. Tersedia pada: http://www.hargen.co.id/news (Diakses: 14 Januari 2015).
Jiang, B. dan Prater, E. (2012) “Distribution & logistics development in China: the revolution has begun,” International Journal of Physical Distribution and Logistics Management, 9, hal. 3–45. doi: 10.1108/09600030210452459.
Kristanto, D. (2012) Studi pembangunan PLTU Sumbawa Barat 2x7 MW untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Institut Teknologi Surabaya.
Mulyadi, D. (2011) “Pengembangan sistem logistik yang efisien dan efektif dengan pendekatan supply chain management,” Jurnal Riset Industri, V(3), hal. 275–282.
Musfiroh, Z., Vanany, I. dan Hartanto, D. (2012) Model optimasi pengiriman petikemas dengan sistem hub-and-spoke untuk menentukan waktu tercapainya kapasitas maksimum pelabuhan New Sorong. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Nasendi, B. D. dan Anwar (1985) Program linear dan variasinya. Jakarta: PT. Gramedia.
Perdirjen Minerba No. 999.K/30/DJB/2011 (2011) tentang tata cara penetapan besaran biaya penyesuaian harga patokan batubara. Komponen biaya yang dihitung antara lain biaya transhipment, biaya angkutan tongkang (barge), biaya surveyor, biaya asuransi dan biaya angkutan truk.
PLTU IV Bangka-Belitung (2015) Laporan tahunan kelistrikan Bangka-Belitung tahun 2014.
PLTU Tanasa (2015) Laporan tahunan telistrikan Kabupaten Konawe tahun 2014. Konawe, Sulawesi Tenggara.
PT. BA (2014) Penanganan dan pengangkutan batubara. Tersedia pada: www.ptba.co.id/marketing (Diakses: 5 Februari 2015).
PT PLN (2015) RUPTL 2015-2024. Tersedia pada: http://www.pln.co.id (Diakses: 18 September 2015).
Pusat Sumber Daya Geologi (2009a) Sumber daya geologi Indonesia buku II Sumatera. Bandung: Pusat Sumber Daya Geologi.
Pusat Sumber Daya Geologi (2009b) Sumber daya geologi Indonesia buku IV Kalimantan. Bandung: Pusat Sumber Daya Geologi.
Putra, S. M. (2011) “Teknologi pemanfaatan batubara untuk menghasilkan batubara cair, pembangkit tenaga listrik, gas metana dan briket batubara,” in Ibrahim, E., Sipahutar, R., Jambak, I., Budhi, S., Wiwik, E., Novia, Yanis, dan Murachman, I. (ed.) Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3. Palembang: Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, hal. 309–318.
Rachmatullah, C. (2012) Keamanan pasokan batubara jangka panjang : Model jaminan pasokan batubara untuk PLTU di Indonesia Timur, 09 Agustus 2012. Tersedia pada: https://www.academia.edu/4237073/CHAIRANI_PRESENTASI_PA_9_AGUSTUS_2012.
Setiawan, A. N. (2012) Pembangunan pembangkit PLTU skala kecil tersebar 3 X 7 Mw sebagai program 10.000 MW tahap kedua PT. PLN di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Institut Teknologi Sebelas Nopember.
Siagian, Y. M. (2005) Aplikasi supply chain management dalam dunia bisnis. Diedit oleh S. Ubha dan Sumaryo. Jakarta: Grasindo.
Simbolon, L. D., Situmorang, M. dan Napitupulu, N. (2014) “Aplikasi metode transportasi dalam optimasi biaya distribusi beras miskin (Raskin) pada Perum Bulog Sub Divre Medan,” Saintia Matematika, 2(3), hal. 299–311.
Suherman, I., Suseno, T., Saefudin, R. dan Permana, D. (2007) “Kajian kecenderungan pemanfaatan batubara Indonesia,” Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 15(40), hal. 1–8.
Supranto, J. (1983) Linear programming. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Suseno, T. (2005) “Prospek batubara Indonesia,” Mineral dan Energi, 3(1), hal. 8–15.
Suseno, T. (2006) “Analisis Jalur Transportasi batu bara untuk industri tekstil di Kota/Kabupaten Bandung,” Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 14(36), hal. 41–47.
Suseno, T. dan Haryadi, H. (2013) “Analisis kebijakan pengendalian produksi batubara nasional dalam rangka menjamin kebutuhan energi nasional,” Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 9(1), hal. 23–34.
Suseno, T., Suherman, I. dan Hernawati, T. (2009) “Analisis transportasi batubara di Provinsi Kalimantan Tengah,” Jurnal Teknologi Miner, 5(3), hal. 138–146.
Syafrianita (2015) Manajemen distribusi : Pusat distribusi hub and spoke, 25 Juni 2015. Tersedia pada: http://dokumen.tips/documents/pusat-distribusi.html (Diakses: 11 Februari 2016).
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara menyediakan akses terbuka yang pada prinsipnya membuat konten yang tersedia dapat diakses secara gratis untuk umum dan mendukung pertukaran informasi/pengetahuan secara global.

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara berada di bawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Jurnal Teknolgi Mineral dan Batubara provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public to supports a greater global exchange of knowledge.
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.