PENGGUNAAN MIKROORGANISME DALAM INDUSTRI PEMROSESAN MINERAL
DOI:
https://doi.org/10.30556/jtmb.Vol16.No2.2020.1088Kata Kunci:
mikroorganisme, pemrosesan mineral, bijih kadar rendahAbstrak
Kebutuhan akan logam berharga seperti emas, nikel, tembaga, silika, dan logam tanah jarang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri. Sementara itu, industri pertambangan menghadapi beberapa masalah penting seperti biaya penambangan dan pemrosesan yang makin meningkat serta tuntutan yang makin ketat dalam pencegahan pencemaran lingkungan dari penambangan dan pemrosesan mineral. Untuk menjawab permasalahan tersebut, mikroorganisme telah dimanfaatkan dalam industri pemrosesan mineral secara luas di dunia untuk memproduksi logam-logam berharga dari mineral kadar rendah dan kompleks, serta dari ampas dengan biaya lebih ekonomis dan lebih ramah lingkungan. Namun di Indonesia, teknologi menggunakan jasa mikroorganisme itu masih terbatas dalam skala laboratorium dan belum diterapkan dalam skala industri. Tulisan ini membahas beberapa landasan teori dasar pemanfaatan mikroorganisme dalam pemrosesan mineral, aplikasi komersialnya yang telah ada di beberapa negara di dunia, tantangan dan kendalanya serta potensi aplikasinya untuk diterapkan dalam industri pemrosesan mineral di Indonesia. Bioteknologi mineral ini diharapkan dapat berperan pada peningkatan perolehan logam-logam berharga dari bijih marjinal atau dari ampas pemrosesan mineral yang masih mengandung logam-logam berharga kadar rendah namun bernilai tinggi sehingga dapat memberikan nilai tambah terhadap produk industri pemrosesan mineral di Indonesia.
Referensi
Acevedo, F. (2002) “Present and future of bioleaching in developing countries,” Electronic Journal of Biotechnology, 5(2). doi: 10.2225/vol5-issue2-fulltext-10.
Astuti, W., Mubarok, M. Z. dan Chaerun, S. K. (2011) “Prospek fungal bioleaching untuk pengolahan bijih nikel laterit di Indonesia,” in Prosiding Seminar Material dan Metalurgi 2011. Banten: LIPI, hal. 141–150.
Barrett, J., Hughes, M. N., Karavaiko, G. I. dan Spencer, P. A. (1993) Metal extraction by bacterial oxidation of minerals. New York: Ellis Horwood Ltd.
Bobadilla-Fazzini, R. A., Pérez, A., Gautier, V., Jordan, H. dan Parada, P. (2017) “Primary copper sulfides bioleaching vs. chloride leaching: Advantages and drawbacks,” Hydrometallurgy, 168, hal. 26–31. doi: 10.1016/j.hydromet.2016.08.008.
Bohidar, S., Mohapatra, S. dan Sukla, L. B. (2009) “Nickel recovery from chromite overburden of Sukinda using fungal strains,” International Journal of Integrative Biology, 5(2), hal. 103–107.
Borja, D., Nguyen, K., Silva, R., Park, J., Gupta, V., Han, Y., Lee, Y. dan Kim, H. (2016) “Experiences and future challenges of bioleaching research in South Korea,” Minerals, 6(4), hal. 128(1–21). doi: 10.3390/min6040128.
Brierley, C. L. (2010) “Management in action-biomining: Biomining Beckons,” Mining Magazine, hal. 201:324-328.
Butu, A., Rodino, S., Dobre, A. dan Butu, M. (2016) “Potential of microbial functional communities for high-tech critical metls recovery,” Studia Universitatis “Vasile Goldiş”, Seria Ştiinţele Vieţii, 26(2), hal. 287–292.
Chaerun, S. K., Putri, F. Y., Mubarok, M. Z., Minwal, W. P. dan Ichlas, Z. T. (2017) “Bioleaching of supergene porphyry copper ores from sungai Mak Gorontalo of Indonesia by an iron- and sulfur-oxidizing mixotrophic bacterium,” Solid State Phenomena, 262, hal. 20–23. doi: 10.4028/www.scientific.net/SSP.262.20.
Chaerun, S. K., Putri, F. Y., Minwal, W. P., Ichlas, Z. T. dan Mubarok, M. Z. (2018) “Bacterial leaching of an Indonesian complex copper sulfide ore using an iron-oxidizing indigenous bacterium,” Microbiology Indonesia, 12(1), hal. 1–6. doi: 10.5454/mi.12.1.1.
Ehrlich, H. L. (2004) “Review: Beginnings of rational bioleaching and highlights in the development of biohydrometallurgy : a brief history,” The European Journal of Mineral Processing and Environmental Protection, 4(2), hal. 102–112.
Fillis, P. N. (1988) Independent geologist report on Cikondang Project, West Java.
Gentina, J. dan Acevedo, F. (2016) “Copper bioleaching in Chile,” Minerals, 6(1), hal. 23. doi: 10.3390/min6010023.
Ghosh, A. (2011) Bioleaching-application of biotechnology in mining industry, www.biotecharticles.com. Tersedia pada: https://www.biotecharticles.com/Applications-Article/Bioleaching-Application-of-Biotechnology-in-Mining-Industry-850.html (Diakses: 15 Desember 2019).
Hamidian, H. (2011) “Microbial Leaching of Uranium Ore,” in Tsvetkov, P. (ed.) Nuclear Power - Deployment, Operation and Sustainability. InTech, hal. 291–304. doi: 10.5772/17941.
Handayani, S. (1996) “Biooksidasi bijih emas refraktori Kalimantan Timur dengan Thiobacillus ferrooxidans,” in Prosiding Seminar Temu Peneliti Muda Departemen Pertambangan dan Energi: Peran Lembaga Litbang dalam Menunjang Industri Pertambangan di Indonesia.
Handayani, S. (2011) “Effects of temperature and nutrient feed on the production of oxalic acid by Aspergillus niger,” Indonesian Mining Journal, 14(3), hal. 108–114.
Handayani, S. (2012) “Pengaruh penambahan ion Ag2+ terhadap laju biooksidasi mineral sulfida,” Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 8(2), hal. 88–96.
Handayani, S. (2014) Biooksidasi : Teknologi alternatif pengolahan bijih emas refraktori. Puslitbang tekMIRA.
Handayani, S. dan Suratman (2009) “Production of oxalic acid by Aspergillus niger,” Indonesian Mining Journal, 12(2), hal. 85–89.
Handayani, S. dan Suratman (2015) “Biosolubilization of phosphate rock by Penicillium sp,” Indonesian Mining Journal, 18(1), hal. 29–38.
Handayani, S. dan Suratman, S. (2016) “Bioleaching of low grade nickel ore using indigenous fungi,” Indonesian Mining Journal, 19(3), hal. 143–152. doi: 10.30556/imj.Vol19.No3.2016.540.
Handayani, S., Wahyudi, T. dan Suratman (2009) “Studi bioleaching batuan fosfat menggunakan jamur Aspergillus niger,” Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 5(4), hal. 183–190.
Ibrahim, H. A. dan El-Sheikh, E. M. (2011) “Bioleaching treatment of Abu Zeneima uraniferous gibbsite ore material for recovering U, REEs, Al and Zn,” Research Journal of Chemical Sciences, 1(4), hal. 55–66.
Johnson, D. B. (2013) “Development and application of biotechnologies in the metal mining industry,” Environmental Science and Pollution Research, 20(11), hal. 7768–7776. doi: 10.1007/s11356-013-1482-7.
Kurniawan, R., Juhanda, S., Gustinah, H. M. dan Pratami, A. P. (2018) “Aplikasi bioleaching dalam pemisahan logam nikel oksida dengan jamur Aspergillus niger dan Penicillium chrysogenum,” in Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan.” Yogyakarta: UPN “Veteran” Yogyakarta, hal. A2-(1-7).
Langwaldt, J. (2007) “Bioleaching of multimetal black shale by thermophilic micro-organisms,” Advanced Materials Research, 20–21, hal. 167–167. doi: 10.4028/www.scientific.net/AMR.20-21.167.
Lee, S. O., Tran, T., Jung, B. H., Kim, S. J. dan Kim, M. J. (2007) “Dissolution of iron oxide using oxalic acid,” Hydrometallurgy, 87(3–4), hal. 91–99. doi: 10.1016/j.hydromet.2007.02.005.
Male, Y. T., W.S. Modok, D., A. Seumahu, C. dan Malle, D. (2019) “Isolasi mikroba dari air asam tambang pada area pertambangan tembaga di pulau Wetar, Provinsi Maluku,” Indo. J. Chem. Res., 6(2), hal. 101–106. doi: 10.30598//ijcr.2019.6-thi.
Mubarok, M. Z., Pratama, B. E. dan Chaerun, S. K. (2016) “Bioleaching nikel dari bijih limonit Pulau Gag menggunakan bakteri mixotrof,” Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 12(1), hal. 69–79. doi: 10.30556/jtmb.Vol12.No1.2016.232.
van Niekerk, J., van den Heuvel, C. dan van Buuren, C. (2014) Complete refractory gold solution.
Pollmann, K., Kutschke, S., Matys, S., Kostudis, S., Hopfe, S. dan Raff, J. (2016) “Novel biotechnological approaches for the recovery of metals from primary and secondary resources,” Minerals, 6(2), hal. 54. doi: 10.3390/min6020054.
Rawlings, D. E. dan Johnson, D. B. (2007) “The microbiology of biomining: development and optimization of mineral-oxidizing microbial consortia,” Microbiology, 153(2), hal. 315–324. doi: 10.1099/mic.0.2006/001206-0.
Retnaningrum, E. dan Wilopo, W. (2019) “Pyrolusite bioleaching by an indigenous acidithiobacillus sp KL3 isolated from an Indonesian sulfurous river sediment,” Indonesian Journal of Chemistry, 19(3), hal. 712. doi: 10.22146/ijc.38898.
Salmimies, R., Mannila, M., Kallas, J. dan Häkkinen, A. (2012) “Acidic dissolution of hematite: Kinetic and thermodynamic investigations with oxalic acid,” International Journal of Mineral Processing, 110–111, hal. 121–125. doi: 10.1016/j.minpro.2012.04.001.
Schippers, A., Hedrich, S., Vasters, J., Drobe, M., Sand, W. dan Willscher, S. (2013) “Biomining: Metal Recovery from Ores with Microorganisms,” in Schippers, A., Glombitza, F., dan Sand, W. (ed.) Geobiotechnology I (Metal-related Issues). Advances i. Berlin Heidelberg: Springer Berlin Heidelberg, hal. 1–47. doi: 10.1007/10_2013_216.
Suratman dan Handayani, S. (2014) “Beneficiation of Sambiroto silica sand by chemical and biological leachings,” Indonesian Mining Journal, 17(3), hal. 134–143. Tersedia pada: https://jurnal.tekmira.esdm.go.id/index.php/imj/article/view/318.
Taylor, A. (2013) “Developments in the processing of refractory and complex gold ores,” in AusIMM Bendigo Technical Meeting. Melbourne, Australia: ALTA Metallurgical Services Publications, hal. 1–15.
Williamson, A. L., Payne, R., Kerr, F., Hall, S. dan Spiers, G. A. (2010) “Microbes: Uranium miners, money makers and problem solvers,” in Lam, E. K., Rowsoti, J. W., dan Ozberk, E. (ed.) Uranium 2010: Proceedings of the 3rd International Conference on Uranium 40 Annual Hydrometallurgy Meeting. Saskatoon: Met Soc, hal. 531–548.
Yin, S., Wang, L., Kabwe, E., Chen, X., Yan, R., An, K., Zhang, L. dan Wu, A. (2018) “Copper bioleaching in China: Review and prospect,” Minerals, 8(2), hal. 32. doi: 10.3390/min8020032.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara menyediakan akses terbuka yang pada prinsipnya membuat konten yang tersedia dapat diakses secara gratis untuk umum dan mendukung pertukaran informasi/pengetahuan secara global.

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara berada di bawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Jurnal Teknolgi Mineral dan Batubara provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public to supports a greater global exchange of knowledge.
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.