ANALISIS PROSPEK PEMANFAATAN ZIRKON DALAM INDUSTRI KERAMIK, FRIT, BATA TAHAN API DAN PENGECORAN LOGAM

Penulis

  • Triswan Suseno Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara
  • Meitha Suciyanti Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara
  • Ijang Suherman Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara

DOI:

https://doi.org/10.30556/jtmb.Vol11.No2.2015.709

Kata Kunci:

zirkonium silikat, prospek, pasir cetak, bata tahan api, frit

Abstrak

Zirkon merupakan mineral ikutan pada batuan beku, terutama pada batuan beku dalam (plutonik) yang kaya akan so- dium seperti granit dan syenit. Sumber daya pasir zirkon di Indonesia cukup besar, yaitu di Kalimantan Barat sebanyak 167.141.100 ton, Kalimantan Tengah sekitar 2.615.509 ton dan Bangka Belitung sebesar 445.848 ton. Pasir zirkon sebelumnya dianggap limbah dari pengolahan emas dan bijih timah, namun seiring perkembangan teknologi, ternyata mineral tersebut saat ini banyak digunakan oleh berbagai industri hilir, antara lain industri keramik, frit, bata tahan api dan pengecoran logam. Komoditas ini penting dan menjadi perhatian para pelaku usaha dan pemerhati zirkon terutama sebagai komoditas mineral bukan logam yang dilarang untuk diekspor dalam bentuk bahan mentah. Saat ini belum terse- dia data mengenai proyeksi produksi, konsumsi, ekspor, impor dan harga pada tahun 2014 – 2022. Untuk mengetahui prospek pemanfaatan zirkon sampai tahun 2022 dilakukan dengan menggunakan model regresi dan laju pertumbuhan per tahun. Selama delapan tahun ke depan tersebut teknologi pengolahan zirkon di Indonesia diharapkan mengalami perkembangan yang signifikan. Data yang digunakan untuk menghitung dan menganalisis pemanfaatan zirkon Indonesia diperoleh dari berbagai sumber dan hasil wawancara. Berdasarkan hasil analisis dari ke empat jenis industri pengguna akhir pasir zirkon, ternyata kebutuhan zirkonium silikat dalam negeri akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari kebutuhan zirkonium silikat dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2022 yang jumlahnya diperkirakan mencapai 1.235.171 ton. Jumlah ini berdasarkan asumsi laju pertumbuhan per tahun industri keramik 12,50%, industri frit 15,50%, pasir cetak untuk pengecoran logam 8,57% dan bata tahan api 4,19%.

Referensi

Aryanda, Dadang, 2009, Zirkon, http://kampungminers.

blogspot.com, tanggal 6 Maret 2013 tahun 2013,

jam 17:09.

BPS, 2013. Direktori industri manufaktur Indonesia 2012, Jakarta.

Cingah, M. Dan Wiratama, K., 2007. Pengaruh pemaka- ian bahan pembentuk warna putih terhadap glasir, Jurnal Fakultas Teknik Universitas Mataram, Vo- lume 8 No. 2, Desember 2007.

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Bangka Beli- tung, 2013. Daftar nama perusahaan pemegang kuasa pertambangan Provinsi Bangka Belitung, Pangkal Pinang.

Dinas Pertambangan dan Energi Kalimantan Barat, 2013. Realisasi Produksi Mineral dan Batuan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008-2012.

Dinas Pertambangan dan Energi Kalimantan Tengah, 2013. Realisasi produksi mineral dan batuan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2008-2012.

Erawan, A., 2013. Industri keramik nasional tumbuh 20%, www.rumah.com, 23 April 2013, Jam 20:13.

Gaspersz, V., 1992. Analisis sistem terapan berdasarkan pendekatan teknik industri, Tarsito, Bandung, hal. 104-175.

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2013. Statistik ekspor impor zirkon Indonesia, Pusat Data dan Informasi Kementerian Perdagangan, Jakarta.

Kementerian Perindustrian, 2013. Kapasitas dan produksi industri keramik nasional (ton), Jakarta.

Martua Raja P., Yusuf A.F., Mulyana B.S., 2007. Eksplor- asi umum endapan zirkon di Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah, Proceeding Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Dan Non Lapangan Tahun 2007. Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Poernomo, H., 2012. Informasi umum zirkonium, Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, Badan Tenaga Nuklir Nasional, hal. 19, Yogyakarta.

Sudarto, D.P., Kallista D., 2009. Konsep pedoman penyusunan rencana pemantauan radiasi dan pengelolaan bahan sumber pada penambangan bahan galian non nuklir, Seminar Nasional V Sdm Teknologi Nuklir Yogyakarta, 5 November 2009, ISSN 1978-0176, Badan Pengawas tenaga Nuklir (BAPETEN), Yogyakarta.

Sundari, K., N., 2009. Pembuatan glasir kelabu dengan menggunakan pencampuran bahan pewarna biru dan hijau, Peneliti Material Di UPT PTSTKP Bali, BPPT, Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 11 No. 2 Agustus 2009 Hlm. 90-94.

Suprapto S. J., 2012. Prospek pengembangan potensi bahan galian pada wilayah bekas tambang timah dan emas aluvial, Kelompok Program Penelitian konservasiPusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Widhiyatna, D., Pohan, P.M., Ahdiat, A., 2012. Inven- tarisasi potensi bahan galian pada wilayah peti daerah Belitung, Provinsi Bangka Belitung, Kelom- pok Program Penelitian Konservasi Pusat Sumber Daya Geologi.

Widjaya, A., 2009. Profil industri keramik Indonesia, Cetakan I, Penerbit Teraju, Jakarta.

www.infotile.com/pdfFile/, 2013, World production and consumption of ceramic tiles, Jam 11:36, 3 Agustus 2013.

www.Hapli.wordpress.com/foundry, 2013, Pasir cetak, HAPLI, Komunitas Praktisi Pengecoran Logam Indo- nesia, tanggal 10 April 2013, jam 10:44:03.

www.Kalteng Mining. Com, 2013. Potensi/ sumber daya sirkon Kalimantan Tengah, Jumat,

Yusuf A.F., Aswan I. H, Halim S., 2012. Inventarisasi dan penyelidikan bahan galian non logam Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah, Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi.

Zulfikar, Herry R.E., Wastoni C.P., & Djadja T, 2008. Endapan zirkon di daerah Pangkalan Batu Kecama- tan Kendawangan, Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat, Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung

Unduhan

Cara Mengutip

Suseno, T., Suciyanti, M. dan Suherman, I. (2018) “ANALISIS PROSPEK PEMANFAATAN ZIRKON DALAM INDUSTRI KERAMIK, FRIT, BATA TAHAN API DAN PENGECORAN LOGAM”, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 11(2), hlm. 93–106. doi: 10.30556/jtmb.Vol11.No2.2015.709.

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

<< < 1 2 3