Arsip - Halaman 3

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2018
    Vol 14 No 1 (2018)

    Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (Jurnal tekMIRA) Vol.14, No.1, edisi bulan Januari hadir kembali mengawali tahun baru 2018. Kepada para pembaca yang budiman; kami dari Redaksi mengucapkan selamat Tahun Baru 2018, semoga selalu sukses dalam berkarya dengan membawa rencana baru, upaya baru, harapan baru serta tentunya akan ada tantangan-tantangan baru. Di lingkungan Puslitbang tekMIRA ada tantangan baru yaitu mulai 1 Januari 2018 Institusi kami telah ditetapkan menjadi Instansi Pemerintah yang menerapkan pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) berdasarkan SK Menkeu RI No 922/KMK.05/2017, tertanggal 4 Desember 2017. Oleh karena itu, kerjasama riset khususnya hilirisasi riset yang berorientasi aplikatif bersama masyarakat/perusahaan menjadi sangat penting dan merupakan tahapan tersulit, karena selain masalah topik riset aplikatif itu sendiri juga harus ada faktor-faktor pendukung seperti halnya sumber daya manusia peneliti/perekayasa yang ahli di bidangnya, kemampuan inovasi teknologi, kelengkapan infrastruktur peralatan di laboratorium maupun di lapangan, serta yang sangat penting lainnya adalah adanya jejaring secara intensif dengan masyarakat industri pengguna sebagai sumber utama pendanaannya. Riset yang berbasis BLU merupakan strategi litbang yang sangat baik, karena penggunaan dana riset akan menjadi lebih efisien tanpa membebani APBN, hasil riset bermanfaat untuk mampu memecahkan masalah-masalah yang ada dalam industri mineral dan batubara di Indonesia,  dan tentu pula dengan harapan pendapatan peneliti/perekayasa/pelaksana riset akan lebih meningkat. Dalam Jurnal tekMIRA edisi ini memuat topik-topik hasil riset para peneliti/perekayasa yang tahun sebelumnya tidak sempat dipublikasikan; diantaranya adalah studi karakterisasi lapisan batubara formasi Muara Enim khususnya lingkungan pelapisannya dari hasil kegiatan pengeboran litbang gasifikasi bawah tanah. Pembuatan nikel pig iron (NPI) sebagai bahan baku industri besi baja terus diteliti keefisienan prosesnya sebelum diaplikasikan. Bahan koagulan seperti PAC dan tawas kebutuhannya banyak di Indonesia, karenanya untuk mengurangi impor dilakukan penelitian pembuatan PAC dan tawas, kemudian percontoh produknya dibandingkan dengan koagulan impor yang dipakai oleh IPAL PT. Antam. Berdasarkan metode Jar Test diketahui performa koagulan hasil penelitian tekMIRA lebih baik dari pada koagulan impor tersebut. Topik lainnya adalah pemurnian silikon hingga kualitas metalurgi berhasil dilakukan melalui proses pelindihan menggunakan reaktan campuran HCl+HF yang mampu menghilangkan unsur-unsur pengotor Al, Fe dan Ti hampir sempurna. Analisis kebutuhan batubara untuk industri domestik dalam kurun waktu 15 tahun kedepan dilakukan sebagai masukan kepada pemerintah dalam penyusunan kebijakan energi nasional khususnya kebutuhan batubara dalam program listrik 35000 MW. Kajian tentang dampak keberadaan pertambangan tembaga terhadap perekonomian propinsi Papua yang dianalisis berdasarkan output multiplier diketahui sangat signifikan terutama dalam hal peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja masyarakat lokal. Demikian sekilas tentang karya-karya ilmiah yang disusun oleh para penulis yang telah berusaha menuangkan ide-ide ilmiah penguatan ilmu pengetahuan dan teknologi sektor mineral dan batubara  dalam jurnal tekMIRA edisi Januari 2018 ini, dengan harapan semoga bermanfaat, khususnya dalam upaya menunjang misi hilirisasi sektor mineral dan batubara di Indonesia. Selamat membaca.

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017

    Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017
    Vol 13 No 3 (2017)

    Berkat rahmat dan karunia-NYA, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (Jurnal tekMIRA), Vol.13, No.3, edisi September 2017 hadir kembali secara daring menemui para pembaca. Kepada para pembaca yang budiman, sepanjang Juni hingga September 2017 ada beberapa isu muncul di sektor Minerba, diantaranya masalah negosiasi mekanisme divestasi PT Freeport oleh pemerintah yang masih belum tuntas, mengakibatkan sekitar 2000 karyawan dirumahkan akibat berkurangnya aktifitas produksi konsentrat. Masalah lingkungan pertambangan mulai lagi diperbincangkan khususnya untuk melarang adanya PETI (Pertambangan Emas Tanpa Ijin) dan harus menerapkan pengolahan bijih emas tanpa merkuri. Isu kegiatan pasca tambang juga menjadi sorotan dimana kem.ESDM mentargetkan sepanjang tahun 2017 lahan pasca tambang terreklamasi seluas 6800 ha, tetapi hanya bisa tercapai 28% per Agustus 2017. Isu yang menggembirakan menurut Bisnis.com, bahwa PNBP minerba tembus Rp. 23,8 triliun per Agustus 2017. Berita bagus ini dipengaruhi oleh harga komoditas yang membaik khususnya batubara. Juga PT. PLN akan mengakuisisi beberapa perusahaan tambang batubara agar dapat mengamankan pasokan batubara yang menjadi kebutuhan bahan bakar pembangkit listriknya. Mengenai IPTEK, nampaknya potensi iptek di Indonesia belum menjadi prioritas dimana sepertinya investasi untuk mendukung penguatan dan pengembangan riset masih minim, ditambah lagi aturan biaya riset oleh swasta masih perlu diperjelas. Isu lainnya adalah PP No 11/2017 yang salah satu isinya terkait pembatasan usia pensiun pejabat fungsional madya dari 65 tahun menjadi 60 tahun lagi hangat-hangatnya yang menimbulkan kegelisahan para peneliti pada jenjang madya tersebut. Masalah-masalah seperti ini, secara umum menyebabkan penguatan dan pengembangan iptek masih berjalan ditempat.

     

    Para pembaca yang budiman, bagaimanapun kegiatan riset harus tetap berjalan dan berkesinambungan. Untuk itu dalam Jurnal tekMIRA edisi ini memuat 6 (enam) karya-karya tulis ilmiah hasil riset dan kajian para peneliti. Secara umum topik pertama menyangkut masalah adanya zona jenuh air tanah di lokasi pilot plant UCG yang berpengaruh terhadap proses gasifikasi batubara bawah tanah. Topik kedua mengenai sistem pemantauan keselamatan kerja tambang bawah tanah yang dirancang dan telah diuji coba untuk mendeteksi kondisi bawah tanah secara langsung dari permukaan tambang. Hasil rekayasa alatnya dapat beroperasi dengan baik. Topik ketiga adalah mengenai bijih emas refraktori yang memang relatif sulit diekstraksi dengan metode konvensional (sianidasi) secara langsung. Untuk itu perlu ada proses praolahan berupa proses oksidasi. Metode praolah bio-oksidasi yang ramah lingkungan dapat meningkatkan kemampuan ekstraksi konvensional tersebut. Selanjutnya adalah riset mengenai pembuatan bubuk keramik abrasif berbasis komposit korundum-titanium karbida. Secara teknis pembuatan komposit tersebut berhasil, namun secara standar kualitas pasar masih perlu diteliti lebih lanjut. Berikutnya adalah topik mengenai batubara, bahwa batubara di Indonesia pada umumnya berperingkat rendah. Karena itu, perlu peningkatan nilai kalornya melalui proses upgrading dan/atau pengeringan. Dalam proses pengeringan diketahui terjadi perubahan komposisi maseral dan perubahan reflektan vitrinitnya, dimana pada suhu tertentu peningkatan reflektan vitrinit akan meningkatkan kualitas batubara tersebut. Topik terakhir membahas tentang pengaruh keberadaan pertambangan tembaga di Papua terhadap PDB nasional secara lansung dan tidak langsung. Bagaimana pengaruhnya, para pembaca yang budiman dapat mengetahui lebih detiil setelah membaca isi ulasannya.

     

    Demikian sekilas tentang isu sektor minerba dan isi karya tulis ilmiah Jurnal tekMIRA edisi September 2017 ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan, walau para penulis telah berusaha menuangkan hasil-hasil penelitiannya serta ide-ide ilmiahnya untuk penguatan IPTEK dengan harapan semoga bermanfaat, khususnya dalam upaya menunjang misi hilirisasi sektor mineral dan batubara di Indonesia. Redaksi tidak lupa mengucapkan terima kasih dan salam hormat kepada para Mitra Bebestari serta para Penyunting ilmiah yang telah meluangkan waktunya menelaah dan mengedit naskah-naskah agar layak diinformasikan. Akhir kata semoga Jurnal ini dapat memberikan manfaat. Selamat membaca dan terima kasih.

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2017

    Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2017
    Vol 13 No 2 (2017)

    Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-NYA, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (jurnal tekMIRA), Vol.13, No.2, dapat hadir secara daring dan tepat waktu. Kepada para pembaca yang budiman; jika kita menyimak isu-isu yang dimuat di media terkait dengan pertambangan hingga Mei 2017; bahwa PT. Freeport Indonesia telah bersedia mengubah status kontrak karya (KK) menjadi ijin usaha pertambangan khusus (IUPK) agar bisa  beroperasi kembali dengan mengekspor konsentrat sekaligus melepas 51% sahamnya kepada Pemerintah Indonesia. Keuntungannya; pemerintah akan dapat mengontrol kegiatan PT. Freeport dan diharapkan bisa lebih bermanfaat untuk kemakmuran rakyat Papua. Hal ini menunjukkan tekad kuat pemerintah dalam upaya melancarkan negosiasasi untuk memanfaatkan kekayaan alam Indonesia sebaik-baiknya untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat sesuai amanat pasal 33 UUD 1945. Isu lainnya yaitu aktifitas tambang ilegal semakin marak yaitu tambang emas tanpa ijin yang memang sudah lama beroperasi menggunakan merkuri dan sianida bahkan berani beroperasi pada kawasan konservasi dan hutan lindung yang menyebabkan lingkungan semakin memprihatinkan. Pemerintah khususnya pemda setempat seharusnya mampu mengatur lebih tegas, ijin tambang harus diperketat, penggunaan merkuri dan juga penambangan/pengolahan sinabar (sebagai bahan baku merkuri) harus distop dan diganti dengan teknologi pemrosesan yang ramah lingkungan.

     

    Disamping isu-isu diatas, Jurnal tekMIRA edisi Mei 2017, Vol. 13, No. 2 ini secara daring mengetengahkan karya tulis hasil-hasil penelitian dan kajian terkini walau penelitian/kajian para peneliti sudah berlangsung sejak setahun sebelumnya atau mungkin jauh sebelum isu diatas muncul. Topik pertama mengenai analisis hubungan konstitutif batuan anisotrop. Pemahaman sifat-sifat mekanik batuan anisotrop dapat membantu memprediksi perilaku batuan. Hasil analisis menginformasikan bahwa batuan anisotrop (contoh batu slate) terdeformasi lebih besar pada arah normal terhadap bidang isotrop transversenya daripada kemampuan deformasi pada arah sejajar dengan bidang isotrop transversenya. Karya tulis kedua membahas tentang hasil penelitian pengolahan emas non-merkuri yaitu mengekstrak emas secara selektif dari residu pelindian timbal dalam lumpur anoda melalui proses klorinasi basah, diikuti proses solvent menggunakan ekstraktan organik dibutyl carbitol (DBC). Hasilnya menunjukkan bahwa pemberaian emas oleh pelindi HCl sangat efektif dan dapat dimanfaatkan sebagai teknologi yang ramah lingkungan karena HCl sangat mudah direduksi menjadi tidak beracun dibandingkan sianida dan merkuri. Selanjutnya, karya tulis tentang bijih besi dimana diketahui bahwa kebutuhan besi baja untuk pembangunan di Indonesia selalu meningkat. Untuk itu, perlu dicari alternatif bahan baku lokal pembuatan pelet bijih besi di antaranya pemanfaatan mineral limonit dengan mengubahnya menjadi mineral hematit dilanjutkan dengan proses konsentrasi agar layak dipakai sebagai bahan baku industri besi baja. Pembahasan tentang pembuatan logam ytrium melalui proses metalotermik adalah karya tulis berikutnya. Logam tanah jarang (REE) ytrium dalam mineral monasit sebagai mineral ikutan bijih timah diolah menjadi campuran REE oksida kemudian dipisahkan menjadi masing masing logam oksidanya dilanjutkan menjadi logamnya. Karya tulis berikutnya adalah pengkajian tentang pentingnya muatan lokal (local content) sebagai salah satu upaya untuk mengidentifikasi peluang peningkatan keterkaitan antara pengusahaan pertambangan dengan sektor-sektor ekonomi di dalam negeri. Penetapan target  peningkatan muatan lokal pada kegiatan usaha pertambangan untuk PT. FI dan PT.NNT serta  PT. JRBM  diusulkan 10,0%, 6,5%, dan 3,0% pertahun. Terakhir tapi tidak kalah pentingnya adalah mengenai analisis neraca cadangan sumber daya pasir besi dan nikel di Indonesia dalam periode tahun 2015 sekaligus memperkirakan nilai ekonomi bruto kedua sumber daya mineral tersebut.

     

    Demikian sekilas tentang Jurnal tekMIRA edisi Mei 2017 ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada Jurnal ini, walau para penulis naskah telah berusaha menuangkan ide-ide ilmiahnya untuk penguatan ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor minerba. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Juga Redaksi tidak lupa mengucapkan terima kasih dan salam hormat kepada para Mitra Bebestari serta para Penyunting ilmiah yang telah meluangkan waktunya menelaah dan mengedit naskah-naskah agar layak diinformasikan. Akhir kata semoga Jurnal ini dapat memberikan manfaat untuk  kita semua. Selamat membaca dan terima kasih.

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016

    Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016
    Vol 12 No 3 (2016)

    Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kuasaNYA telah memberikan kekuatan dan semangat kepada Redaksi hingga bisa menerbitkan kembali Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara edisi September tahun 2016, Vol. 12, No. 3, yang seperti biasanya menampilkan 5 (lima) karya-karya tulis hasil penelitian dan pengkajian, baik dalam tataran ilmiah maupun praktis oleh para peneliti bidang mineral dan batubara. Namun berbeda dengan nomor-nomor sebelumnya, karya-karya tulis untuk nomor ini hanya menampilkan isu peningkatan nilai tambah mineral minus batubara.

     

    Dimulai dari karya tulis hasil penelitian skala pilot plant yang membahas tentang pembuatan sodium aluminat, dihasilkan dari pemrosesan bauksit melalui pelindian menggunakan soda kaustik yang disebut sebagai proses Bayer. Kualitas sodium aluminat yang dihasilkan cukup baik dengan  perolehan  alumina hampir 94%. Karya tulis ini pada prinsipnya berusaha memanfaatkan bauksit kadar rendah agar dapat menunjang kebutuhan bahan baku industri-industri PAC, alum dan zeolit sintetik. Karya tulis kedua mengetengahkan teknologi pembentukan material silika berpori dengan cara sol-gel. Material silika berpori yang dihasilkan memiliki pori berukuran nano yang sangat dibutuhkan sebagai membran penyaring molekul seperti halnya dalam penyaringan bioetanol. Karya tulis berikutnya membahas masalah pemanfaatan limbah tambang marmer dan limbah tambang batu kapur untuk dijadikan bata ekspose berbasis bodi wolastonit sintetik. Ketiga karya tulis ini sesuai dengan visi kementerian ESDM tentang peningkatan nilai tambah mineral yang berwawasan lingkungan agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Karya tulis keempat isinya mencoba menghitung keekonomian pendirian pabrik pengolahan pasir zirkon berkadar standar dibandingkan dengan pendirian pabrik pengolahan pasir zirkon menjadi micronized zirkon yang lebih tinggi kualitasnya. Hasilnya diketahui bahwa membangun pabrik micronized zirkon lebih menguntungkan dengan nilai tambah dua kali lebih besar dibandingkan membangun pabrik pengolahan pasir zirkon berkadar standar. Karya tulis terakhir membahas kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi akibat pelaksanaan UU minerba th.2009 yang melarang ekspor bijih mentah. Dalam hal bijih nikel laterit kadar rendah yang jumlahnya melimpah namun belum bisa diolah di Indonesia harus diapakan. Jika distop ekspornya ke Cina kemungkinan akan menghadapi masalah hukum dagang internasional yang tidak sederhana. Sebaliknya jika tidak diekspor, tidak ada yang menyerap di dalam negeri.

     

    Para pembaca yang  budiman,  demikian  sekilas  paparan  karya-karya  tulis  tersebut  agar  perkembangan teknologi maupun kebijakan mineral/batubara Indonesia dapat disebarkan luaskan, agar para intrepreneur dan pemerhati tergugah untuk lebih semangat mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya mineral dan batubara Indonesia dengan baik dan benar, sehingga slogan ESDM untuk kemakmuran rakyat dapat terealisasi lebih cepat.

     

    Terima kasih kami ucapkan kepada para mitra bebestari dan para editor yang dengan tekun telah menelaah, mempertajam dan mengoreksi baik dari aspek substansi maupun tata bahasa setiap karya tulis yang akan diterbitkan. Namun sebagai manusia biasa dalam berkarya tentu isi Jurnal ini masih banyak kekurangan dan mungkin juga ada sekelumit kelebihan di balik kekurangan tersebut. Demikian sepatah dua  patah  kata  dari redaksi, kami selalu berharap agar Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara ke depan menjadi lebih baik, lebih berkualitas dan dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca yang budiman. Untuk itu, kritik dan saran perbaikan sangat kami harapkan.

     

    Redaksi

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2016
    Vol 12 No 2 (2016)

    Sejak awal tahun 2016 nampak terpampang beberapa spanduk di setiap sudut institusi di lingkungan kementerian ESDM, tidak terkecuali juga di institusi Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, yang mengetengahkan tentang "Nilai-Nilai KESDM" dengan mengusung 5 (lima) nilai dalam berkarya yaitu: Jujur, Profesional, Melayani, Inovatif dan Berarti. Kelima nilai-nilai tersebut sarat makna, semoga hal ini mampu menjadi penyemangat, pengendali dalam upaya meningkatkan karya-karya penelitian  dan  pengembangan sektor mineral dan batubara di Indonesia, sehingga hasil-hasil penelitian mampu menarik minat pengusaha untuk menerapkannya pada skala industri demi kemajuan bangsa, negara dan kesejahteraan rakyat. Berkaitan dengan nilai-nilai KESDM tersebut, para peneliti, perekayasa dan fungsional lainnya telah secara profesional dan jujur meneliti/merekayasa fenomena peningkatan nilai tambah mineral dan batubara dari aspek teknologi, tekno-ekonomi maupun kebijakannya.

    Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (J.tekMIRA) Vol. 12, No. 2, edisi bulan Mei 2016 dapat hadir tepat waktu yang mengusung; Topik pertama tentang analisis dan prediksi karakteristik batuan dan/atau tanah guna mengantisipasi potensi bencana alam akibat gerakan tanah/batuan dengan harapan suatu daerah atau lokasi tambang dapat terhindar dari tanah longsor, rusaknya bentang alam, hilangnya harta bahkan nyawa. Topik kedua tentang pembuatan poly-aluminium-chloride  (PAC) cair berbahan dasar alumina hidrat yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan koagulan terhadap zat/partikel halus tersuspensi menjadi endapan yang mudah dipisahkan, sehingga meninggalkan cairan jernih seperti yang diharapkan dalam proses penjernihan air. Topik berikutnya adalah proses pembuatan ferromangan, khususnya ditinjau dari pengaruh waktu smelting bijih mangan mengandung besi. Logam paduan ferromangan sangat dibutuhkan sebagai logam pemadu dalam industri besi baja agar menghasilkan  besi baja dengan spesifikasi  tertentu yaitu meningkatkan  kekuatan, keuletan, kekerasan. Pemanfaatan bijih mangan menjadi ferromangan di Indonesia diharapkan sebagai salah satu pendukung rencana pendirian pabrik besi baja baru di Indonesia. Topik keempat membahas tentang analisis teknoekonomi pengembangan mineral tembaga Indonesia. Hal ini berkaitan dengan UU minerba No.4/2009 yang mewajibkan semua Kontrak Karya dan Pemegang IUP tembaga agar melakukan peningkatan nilai tambah melalui pengolahan dan pemurnian di dalam negeri. Untuk mendukung implementasi kebijakan tersebut, perlu analisis teknoekonomi pengembangan mineral tembaga di Indonesia khususnya dalam hal karakterisasi pasarnya dan strategi pengembangannya. Topik terakhir membahas tentang analisis pengembangan usaha pengolahan pasir zirkon. Kita menyadari bahwa zirkon alam di Indonesia belum diolah secara optimal dan cenderung diekspor dalam bentuk zirkon mentah berupa batuan/pasiran hasil tambang. Namun, sejak terbitnya UU Minerba No.4/2009 yang melarang ekspor bahan mentah mineral, produksi pasir zirkon Indonesia cenderung mengalami penurunan yang berdampak pula pada menurunnya penerimaan negara bukan pajak. Karena itu, penulisnya mencoba merumuskan strategi  pengembangan  yang tepat  dan  sesuai dengan posisi strategis keberadaan pertambangan pasir zirkon saat ini dan kondisi idealnya dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal industri pengolahannya.

    Demikian sekilas karya-karya penelitian dan kajian yang disusun oleh para peneliti yang telah berusaha menuangkan ide-ide ilmiah penguatan ilmu pengetahuan dan teknologi sektor mineral dan batubara melalui media jurnal tekMIRA edisi Mei 2016 ini dengan harapan semoga bermanfaat, tetap semangat mengusung nilai-nilai KESDM, khususnya upaya menunjang misi hilirisasi dan kebijakan sektor mineral/batubara di Indonesia. Selamat membaca.

     

    Redaksi

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2016

    Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2016
    Vol 12 No 1 (2016)

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rida-NYA Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (Jurnal tekMIRA) Vol.12, No.1, yang biasa terbit bulan Januari bisa kembali hadir mengawali tahun 2016 ini. Kepada para pembaca yang budiman; kami dari Redaksi tidak lupa mengucapkan selamat Tahun Baru 2016, semoga Bapak/Ibu selalu sukses dalam berkarya dengan membawa rencana baru, upaya baru, harapan baru serta tentunya akan ada tantangan-tantangan baru. Tantangan-tantangan yang selalu ada di benak para peneliti/ilmuwan ataupun perekayasa pada umumnya adalah bagaimana mengimplementasikan secara nyata hasil-hasil karya ilmiahnya. Memang ada yang terimplementasi, namun tidak bisa dipungkiri, masih banyak juga yang mangkrak dalam status kerjasama atau MOU dengan industri/pihak ketiga terkait, bahkan ada yang hanya selesai dalam tataran karya ilmiah saja. Kedepan, semoga dengan semangat inovasi agar menghasilkan karya-karya penelitian dengan reliabilitas tinggi, tentunya target implementasi akan dapat dicapai.

    Jurnal tekMIRA edisi Januari 2016, Vol. 12. No.1 ini memuat lima karya ilmiah yang terdiri dari tiga topik mengetengahkan perspektif analisis perundangan dan keekonomian mineral/batubara, sedangkan dua topik mengetengahkan hasil-hasil penelitian ekstraksi dan pemanfaatan mineral, yang semuanya dimaksudkan untuk dapat menunjang upaya pengembangan pemanfaatan sumber daya mineral dan batubara di Indonesia. Topik pertama menganalisis implikasi keberadaan Undang-undang No. 23/2014 (tentang pemerintahan daerah) keterkaitannya dengan pengembangan sumber daya mineral dan batubara di daerah. Dalam UU tersebut ada perubahan pelimpahan kewenangan perijinan bidang mineral dan batubara dari kabupaten/kota ke provinsi. Hal ini ternyata menimbulkan “kegaduhan”, karena baik pemerintahan provinsi maupun kabupaten/kota belum siap menerima perubahan tersebut, sehingga terjadi carut-marut pengelolaan pertambangan mineral dan batubara. Diusulkan agar beberapa materi dalam UU tersebut direvisi atau ditangguhkan pelaksanaannya sampai ada kepastian hukum. Topik kedua berkaitan dengan analisis tekno-ekonomi pengembangan pabrik peleburan bijih besi dalam rangka memperkuat industri besi baja di Indonesia. Hingga saat ini industri besi baja Indonesia masih sebagian besar menggunakan bahan baku impor, sementara keberadaan UU minerba No.4/2009 yang mengharuskan produk bijih besi nasional tidak boleh diekspor dan harus diolah di dalam negeri; pada dasarnya hal ini akan memberikan tantangan positif penguatan dan peningkatan nilai tambah bijih besi nasional. Untuk itu Pemerintah Indonesia perlu menjabarkan lebih rinci peta jalan pengolahan/peleburan bijih besi, pemilihan teknologi yang tepat khususnya untuk bijih besi dan/atau besi-nikel kadar rendah, mengundang investor, adanya pola kerja sama perusahaan atau investor lokal dengan luar negeri. Sehingga peningkatan nilai tambah hingga 5,2 kali dari bijih besi menjadi logam besi kasar (pig iron) akan tercapai. Topik ketiga menganalisis tentang adanya kesempatan laba yang hilang (lost opportunity-LO) akibat melakukan ekspor bijih bauksit mentah, dibandingkan jika mengekspor bauksit olahan dalam bentuk alumina. Diketahui bahwa pada tahun 2007 dan 2012, LO bauksit Indonesia sekitar 10 miliar dan 18 miliar US$. Besarnya kesempatan laba yang hilang tersebut akan diperoleh kembali jika bauksit Indonesia diolah dan dimanfaatkan atau diekspor dalam bentuk alumina. Topik keempat membahas tentang pemanfaatan mineral zeolit yang dicampur dengan abu terbang batubara dan sekam padi, dicetak menjadi zeokeramik. Zeokeramik adalah jenis keramik dengan kemampuan daya serap air yang tinggi. Sehingga diharapkan mengurangi banjir akibat pembangunan perumahan dan/atau berkurangnya lahan hijau. Topik terakhir membahas hasil penelitian tentang upaya ekstraksi bijih nikel laterit kadar rendah dengan memanfaatkan pelindi yang dibantu oleh mikroorganisme. Walau waktu proses masih sangat lama (28 hari) dengan persen ekstraksi Ni hanya 34%, namun metode ini mengindikasikan mampu lindi yang cukup baik yang diindikasikan oleh nilai pH yang cenderung masih efektif setelah 28 hari. Hal ini perlu diteliti lebih mendalam dan serius agar ditemukani fenomena prosesnya yang terbaik.

    Demikian sekilas makna dari makalah-makalah, dimana para penulisnya telah berusaha menuangkan ide-ide ilmiahnya untuk penguatan ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor mineral dan batubara. Redaksi tidak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para Mitra Bebestari dan para Penyunting ilmiah yang telah meluangkan waktunya menelaah dan mengedit naskah-naskah agar layak diinformasikan melalui jurnal tekMIRA edisi ini, dengan harapan semoga bermanfaat, khususnya dalam upaya menunjang misi hilirisasi sektor mineral dan batubara di Indonesia. Selamat membaca.

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2015
    Vol 11 No 3 (2015)

    Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, Vol. 11, No. 3, edisi September 2015 terbit kembali yang diawali dengan mengangkat topik permasalahan mangkirnya beberapa perusahaan batubara dalam hal kewajiban mereka membayar pajak pertambahan nilai kepada negara. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pemahaman. Sebagian kontraktor yang memiliki perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) sebelum berlakunya UU No.4/2009, masih menggunakan ketentuan UU No.11/1967 beserta produk hukum turunan- nya. Salah satu produk hukum turunannya (PP No. 144/2000) menyatakan bahwa pengaturannya didasarkan pada proses pengolahan batubara hingga menjadi briket. Selanjutnya, jika berdasarkan pada peraturan baru yang didasarkan pada UU No.4/2009 beserta produk hukum turunannya (PP No.77/2014) bahwa pengenaan pajak pertambahan nilai suatu barang didasarkan pada produk pengolahan yang telah dilaluinya meliputi: peningkatan mutu batubara, pencairan batubara, gasifikasi batubara, coal water mixture, dll., artinya batubara yang belum mengalami beberapa jenis pengolahan tersebut, dianggap masih belum mengalami peningkatan nilai tambah, sehingga dianggap sebagai golongan produk barang yang tidak kena pajak pertambahan nilai. Nah, perbedaan pemahaman ini dianalisis dan dikritisi oleh penulis karya ilmiah ini agar memperoleh jalan keluar yang baik untuk negara maupun bagi pengusaha. Topik kedua mencoba mengupas harga patokan zirkon Indonesia. Penulisnya mencoba memformulasikannya menggunakan pendekatan model statistika- matematika. Setelah modelnya disimulasikan, formula yang dihasilkan dapat menghitung sesuai kisaran harga patokan zirkon Indonesia saat ini. Karena itu, diharapkan pemerintah bisa menggunakan formula ini dalam hal penetapan harga jual produk olahan pasir zirkon Indonesia. Topik berikutnya membahas hasil penelitian teknologi sintesis zeolit-TiO2 yaitu sebagai bahan material aktif yang diharapkan mampu menyerap zat warna yang bersifat non-biodegradable misalnya dari limbah tekstil. Sintesis zeolit-TiO2 ini dilakukan melalui penanaman ion Ti(IV) ke dalam zeolit alam termodifikasi. Berdasarkan hasil analisis dan karakterisasi menunjukkan bahwa penanaman Ti(IV) bisa dilakukan tanpa merusak sifat alami zeolit itu sendiri bahkan aktifitas fotokatalis TiO2 dapat lebih meningkat dalam material pendukung zeolit tersebut. Topik selanjutnya mengetengahkan hasil penelitian ekstraksi alumina dari lapukan tufit vulkanik menggunakan asam klorida. Asam klorida mampu mengekstrak alumina sebanyak 82% dari tufit vulkanik alami, tetapi jika tufit vulkanik tersebut terlebih dahulu dipanggang ternyata kemampuan ekstraksi aluminanya oleh asam klorida menjadi menurun. Topik terakhir mengetengahkan hasil penelitian tentang pemanfaatan aditif batubara peringkat rendah dalam pembuatan kokas. Secara teknis bisa dilakukan tetapi kuat tekan yang dihasilkan masih di bawah 100 kg/cm2.

    Demikian sekelumit permasalahan teknis dan nonteknis di sektor mineral dan batubara yang dicoba dikritisi dan diulas oleh para penulis karya ilmiah yang termuat dalam Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara edisi September 2015 ini. Kami dari Dewan Redaksi mengucapkan terima kasih kepada para kontributor karya tulis, mitra bebestari dan editor sehingga Jurnal ini bisa terbit pada waktunya. Jerih payah mereka telah mengantarkan Jurnal ini kembali berhasil memperoleh sertifikat sebagai majalah ilmiah terakreditasi. Ke- pada para pembaca semoga bermanfaat dan kami mengharapkan untuk bertemu kembali pada edisi-edisi berikutnya pada tahun 2016.

     

    Redaksi

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015
    Vol 11 No 2 (2015)

    Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (J.tekMIRA) edisi bulan Mei 2015, Vol.11, No.2, terbit dengan mengusung topik-topik hasil penelitian dan kajian yang tetap urgen keterkaitannya dengan paradigma pe- ningkatan nilai tambah mineral dan batubara di Indonesia. Topik makalah pertama mengupas pokok-pokok materi regulasi kemungkinan pengusahaan gasifikasi batubara bawah tanah. Kita semua menyadari bahwa ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar minyak dan gas semakin hari semakin besar yang diikuti dengan impor BBM yang juga semakin hari semakin membengkak yang disebabkan oleh tidak berimbang- nya pertumbuhan produksi minyak dalam negeri terhadap peningkatan konsumsinya. Di lain pihak batu- bara Indonesia jumlahnya relatif melimpah, khusus untuk endapan batubara yang sulit ditambang karena keberadaannya jauh di bawah permukaan tanah merupakan tantangan yang harus dilakukan penelitian pemanfaatannya melalui inovasi teknologi underground coal gasification. Produk yang diharapkan dari tipe endapan batubara ini adalah syngas yang dapat dikonversi menjadi minyak dan/atau gas alam sintetis. Isi topik pertama ini pada dasarnya ingin mengetahui pentingnya pemanfaatan cadangan batubara bawah tanah sebagai sumber energi gas alternatif guna menopang ketahanan energi nasional melalui analisis SWOT. Makalah kedua membahas tentang prospek pemanfaatan mineral zirkon untuk industri-industri keramik, bata tahan api, frit dan sebagai pasir cetak dalam industri pengecoran logam selama kurun waktu 2014 – 2022. Analisisnya menggunakan model laju pertumbuhan pemanfaatan zirkon per tahun yang kemudian dihitung atau diprediksi dengan cara regresi. Hasilnya, diperkirakan pemanfaatan zirkon di Indonesia akan meningkat secara signifikan untuk keempat industri tersebut di atas dengan laju pertumbuhan antara 4 – 15%. Berikutnya makalah ketiga mengangkat masalah teknis pemanfaatan logam-logam dari terak hasil peleburan timah. Terak tersebut awalnya memang dibuang, tetapi mengingat kandungannya diketahui masih terdapat unsur-unsur logam berharga seperti titanium, tantalum, niobium, wolfram dan unsur-unsur logam tanah jarang dengan kadar yang signifikan, maka upaya mengekstrak logam-logam tersebut menjadi tujuan utama penelitian ini. Namun demikian terak tersebut mengandung silika yang sangat tinggi yang tentunya akan menyulitkan proses ekstraksi logam-logam berharganya. Oleh karena itu, penelitian kali ini hanya fokus pada bagaimana cara mengeliminir senyawa silika dari terak tersebut. Dari beberapa data percobaan ternyata senyawa silikanya sangat kompak, agak susah direduksi. Walaupun kemampuan eliminasi kuarsa dari terak hanya sekitar 30%, tetapi tampak bahwa seiring dengan berkurangnya silika dalam terak, kandungan logam-logam berharganya dapat meningkat secara signifikan yang diperkirakan akan lebih mudah untuk diekstrak. Berikutnya makalah keempat dengan topik pelindian bijih tembaga kalkopirit menggunakan pelarut asam sulfat dan oksidator ozon. Makalah ini membahas hasil percobaan laboratorium yang menunjukkan bahwa penggunaan ozon sebagai oksidator sangat efektif meningkatkan kelarutan tembaga yang terkendali oleh proses difusi lapisan padat yang tidak bereaksi. Makalah terakhir dimaksudkan untuk mengkaji manfaat usaha pertambangan bauksit terhadap sosial ekonomi daerah Kalimantan Barat melalui model analisis I-O dan sosial ekonomi. Hasil kajian ini dapat mengidentifikasi sektor-sektor yang berpengaruh dominan terhadap rencana keberadaan pabrik pengolahan bauksit. Hasil kajian ini dapat merumuskan langkah-langkah sebagai bahan masukan antara lain: pemenuhan kebutuhan bahan baku bijih bauksit, pemenuhan kebutuhan infrastruktur, pemenu- han kebutuhan listrik, serta pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia.

    Demikian sekilas pengantar kata dari redaksi, dan kami dari redaksi tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada para mitra bebestari yang telah berkenan memberikan masukan dan juga menelaah makalah-makalah yang masuk ke redaksi. Juga kepada anggota redaksi yang telah meluangkan waktu dan tenaga, sehingga Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara edisi Mei 2015 ini dapat terbit tepat waktu. Akhir kata semoga karya- karya ilmiah dalam jurnal ini bermanfaat bagi pembaca dan memberikan banyak pencerahan untuk hal-hal yang lebih baik. Terima kasih.

     

    Redaksi

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2015
    Vol 11 No 1 (2015)

    Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kuasaNYA Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara edisi Januari yang mengawali tahun 2015 ini kembali bisa hadir di hadapan para pembaca yang budiman. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara edisi Januari 2015, Vol. 11, No. 1 ini me- nampilkan karya-karya tulis hasil penelitian dan pengkajian baik dalam tataran ilmiah maupun praktis oleh para peneliti bidang mineral dan batubara. Karya-karya tulis tersebut secara umum masih tetap menampilkan isu strategis peningkatan nilai tambah mineral dan batubara, baik dari aspek teknologi maupun dari aspek kebijakannya.

     

    Edisi ini dimulai dari karya tulis ilmiah hasil penelitian skala pilot plant yang membahas tentang pembuatan nugget logam feronikel di dalam tungku putar. Hal ini penting karena secara umum teknologi peningkatan nilai tambah bijih nikel laterit menjadi logam feronikel biasa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan skala besar dengan menggunakan teknologi yang sarat energi, sarat sumber daya mineral dan investasi. Kenyataan di lapangan menunjukkan ada endapan-endapan bijih nikel laterit yang dimiliki oleh pemegang ijin pertam- bangan (IUP-IUP) berkategori kecil, sedangkan ekspor bijih mentah sudah dilarang oleh Undang-undang. Kondisi bijih seperti itu, memerlukan teknologi yang relatif murah. Pembuatan nugget feronikel yang hanya melalui proses reduksi semi-solid selektif bersuhu lebih rendah menggunakan tungku putar adalah salah satu solusi. Hasil uji coba skala pilot plant menunjukkan bijih laterit berkadar nikel 1,8% diproses menjadi nugget feronikel berkadar nikel 11% dengan perolehan nikel 72% sudah cukup baik sebagai bahan baku industri baja. Oleh karena itu, teknologi ini diharapkan dapat diterapkan pada skala yang relatif kecil de- ngan kebutuhan energi yang minimal. Karya tulis ilmiah ke dua mencoba keefektifan proses pengeringan batubara menggunakan pengering putar skala pilot plant berdasarkan perubahan laju pengumpanannya. Hasilnya secara efektif dapat mengurangi kadar air total yang ditunjukkan oleh fenomena bahwa efisiensi proses pengeringan meningkat bila laju umpan ditingkatkan dan terbukti lebih efisien terjadi pada tahap awal proses. Karya tulis berikutnya mengupas tentang pengalokasian wilayah pertambangan rakyat, kasus kabupaten Tuban - Jawa Timur, yang seharusnya dilaksanakan berdasarkan perundang-undangan. Pada dasarnya pemerintah kabupaten Tuban memiliki tanggung jawab mengelola dan mengembangkan usaha pertambangan rakyat di daerahnya dan harus konsisten mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayahnya. Analisis deskriptif kualitatif dapat memberikan informasi dan saran perbaikan pokok persoalan. Karya tulis yang ke empat mencoba mengkritisi status keberlanjutan kegiatan pertambangan batubara di kawasan kota Samarinda – Kalimantan Timur. Hasil kajian menunjukkan bahwa indeks keberlanjutan di bawah 50% yang berarti masyarakat mempunyai persepsi negatif multidimensi terhadap kegiatan pertambangan di daerahnya. Oleh karena itu, kebijakan harus mengedepankan aspek-aspek pengendalian ekosistem, penegakan hukum, pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan masyarakat. Karya tulis yang terakhir menelaah prospek pasir zirkon Indonesia di kancah pasar dunia melalui metode analisis statistik. Hasil analisis regresi berganda dapat memberikan gambaran model proyeksi produksi dan konsumsi pasir zirkon dunia dan Indonesia. Ternyata dari hasil estimasi diketahui bahwa konsumsi pasir zirkon dunia lebih besar dari pada produksinya. Kondisi ini memberikan makna bahwa pasar dunia akan mengalami kekurangan pasokan pasir zirkon. Dengan demikian, kekurangan pasokan tersebut menjadi peluang bagi pasir zirkon Indonesia di pasar dunia.

     

    Para pembaca yang budiman, paparan karya-karya tulis tersebut di atas dimaksudkan agar perkembangan teknologi maupun kebijakan mineral dan batubara Indonesia dapat disebarkan luaskan, agar para intrepre- neur dan pemerhati tergugah untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya mineral dan batubara Indonesia dengan baik dan benar, sehingga slogan ESDM untuk kemakmuran rakyat dapat terealisasi lebih cepat.

     

    Terima kasih kami ucapkan kepada para mitra bebestari dan para penyunting yang dengan tekun telah me- nelaah, mempertajam dan mengoreksi baik dari aspek substansi maupun tata bahasa setiap karya tulis yang akan diterbitkan. Namun sebagai manusia biasa dalam berkarya tentu isi Jurnal ini masih banyak kekurangan dan mungkin juga ada sekelumit kelebihan di balik kekurangan tersebut. Demikian sepatah dua patah kata dari redaksi, kami selalu berharap agar Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara ke depan menjadi lebih baik, lebih berkualitas dan dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca yang budiman. Untuk itu, kritik dan saran perbaikan sangat kami harapkan.

21-30 dari 51