Arsip - Halaman 4

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014
    Vol 10 No 3 (2014)

    Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (Jurnal tekMIRA), Vol. 10, No. 3, yang terbit bulan September ini merupakan edisi akhir tahun 2014 yang mengangkat beberapa topik hasil-hasil penelitian yang berkaitan dua hal pokok yaitu peningkatan nilai tambah mineral/batubara dan upaya menjaga kelestarian fungsi dan daya dukung lingkungan pertambangan. Kita semua menyadari bahwa pemanfaatan sumber daya mineral/ batubara melalui teknologi penambangan dan pengolahan yang harus dilakukan di dalam negeri, bukan semata-mata bertujuan untuk mengambil keuntungan mengekstrak mineral/batubaranya saja dari perut bumi, melainkan juga harus dapat menjaga kelestarian fungsi dan daya dukung lingkungan sehingga mampu menjaga keseimbangan ekosistem alam di sekitarnya.

    Kepedulian akan potensi penurunan air tanah di lokasi penambangan batubara di Kalimantan Selatan misalnya telah diselidiki, dikaji dan dituangkan dalam karya ilmiah sebagai topik pertama dalam Jurnal ini. Berdasarkan data-data hasil pengukuran geolistrik ternyata ada kenaikan tahanan jenis tanah yang berarti adanya indikasi penurunan kejenuhan air yang ditafsirkan sebagai gejala penurunan muka air tanah di lokasi penambangan batubara tersebut. Oleh karena itu, penataan sistem dewatering, penataan settling pond, water recycling yang baik dan benar seharusnya menjadi hal yang sangat mendesak diperlukan saat ini. Karya ilmiah kedua yang masih berkaitan dengan upaya menjaga kelestarian fungsi dan daya dukung lingkungan pertambangan adalah uji coba pemanfaatan limbah pembakaran batubara PLTU Bukit Asam dalam bentuk abu terbang dan abu dasar yang dapat dimanfaatkan sebagai media tanam dalam kegiatan revegetasi lahan bekas tambang batu- bara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan bekas tambang batubara yang sudah tidak subur kemudian dengan pemanfaatan limbah abu terbang/abu dasar akan memberikan pengaruh positif terhadap kesuburan lahan tersebut.

    Kepedulian terhadap peningkatan nilai tambah dan hilirisasi mineral di Indonesia harus terus diupayakan sesuai dengan amanat undang-undang minerba No.4/2009. Memang akhir-akhir ini terasa ada tarik ulur pelaksanaan undang-undang tersebut yang sepertinya menyiratkan adanya ketidaksiapan sebagian pelaku usaha mineral di Indonesia, sementara ini kementerian ESDM selalu berusaha bersikap akomodatif agar semua pelaku usaha mineral secara gradual mampu menciptakan nilai tambah di Indonesia. Berkaitan dengan kebijakan peningkatan nilai tambah mineral Indonesia maka dalam Jurnal tekMIRA ini redaksi mencoba mengangkat hasil kajian dan analisis ilmiah, khususnya mengenai dampaknya terhadap nilai ekspor serta penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Hasil dari analisis ini dapat memberi informasi bahwa penerapan kebijakan hilirisasi mineral kelak setelah tiga tahun berjalan dan seterusnya stabil akan mampu meningkatkan nilai ekspor serta penyerapan tenaga kerja secara signifikan, namun sebaliknya dalam kurun waktu awal tiga tahun penerapan kebijakan hilirisasi ini akan cenderung terjadi penurunan nilai ekspor dan penurunan penyerapan tenaga kerja. Kepada para pembaca yang budiman, topik berikutnya adalah penelitian pemanfaatan batu pasir felspatik dan batu lempung sebagai komoditas mineral nonlogam untuk pembuatan keramik hias. Hasil penelitian ini cocok diterapkan pada usaha menengah kecil. Topik terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah rekayasa alat pelebur suhu tinggi yaitu upaya rancang bangun tungku busur listrik satu fase yang dapat digunakan sebagai tungku pelebur campuran konsentrat mangan dan konsentrat besi agar dapat memproduksi logam paduan feromangan. Rancang bangun alat tersebut menjadi penting karena bahan baku mangan dan bijih besi di Indonesia yang tersebar kecil-kecil dapat dilebur menjadi paduan feromangan di tempat beradanya tambang-tambang kecil. Produk feromangan sangat dibutuhkan sebagai bahan baku industri besi baja.

    Demikianlah sepatah dua patah kata pengantar dari Redaksi untuk para pembaca yang budiman sebelum membuka lembar demi lembar Jurnal tekMIRA edisi September 2014 ini. Semoga bermanfaat, Redaksi ber- harap Jurnal tekMIRA dapat menjumpai lagi para pembaca dalam edisi-edisi tahun 2015 mendatang.

     

    Redaksi
  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2014
    Vol 10 No 2 (2014)

    Kebijakan pemanfaatan sumber daya mineral dan batubara (minerba) yang terus-menerus digalakan oleh pemerintah hingga saat ini memang mempunyai tujuan mulia sesuai azas manfaat untuk bangsa dan rakyat Indonesia. Kita semua merasakan bahwa kehidupan manusia maupun perkembangan IPTEK nampak semakin mengglobal, karena itu Indonesia tidak boleh terus-menerus bergantung pada sumber daya alam mentah. Ekspor mineral mentah sangat merugikan Indonesia dan secara bertahap harus dihentikan. Indonesia harus memiliki industri pengolahan dan pemurnian berbasis sumber daya alam. Untuk mempercepat tujuan tersebut, pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan dan kemudahan agar industri pengolahan dan pemurnian hasil tambang segera terealisasi dan ekspor mineral mentah dapat dibatasi bahkan kelak dihentikan. Salah satu peraturannya adalah mengenai persyaratan ekspor mineral dalam Permen ESDM No.1/2014 yang secara umum menyatakan bahwa perusahaan tambang harus memiliki peta jalan pembangunan fasilitas pengola- han dan pemurnian, dimana perusahaan wajib menyimpan dana jaminan kesungguhan pembangunan unit pengolahan dan pemurnian dan bisa dikembalikan setelah ada kemajuan proyek. Sepertinya jika berbincang masalah kebijakan minerba akan menjadi panjang ceritanya di sini, namun bagaimanapun jurnal tekMIRA sebagai wadah tempat menuangkan karya-karya ilmiah hasil penelitian/perekayasaan dan sebagai jembatan antara peneliti/perekayasa dengan pengguna hasil penelitian/perekayasaan di sektor minerba tentu sangat berkaitan dengan upaya-upaya pemercepatan pelaksanaan kebijakan peningkatan nilai tambah minerba tersebut di atas.

    Jurnal tekMIRA, Vol. 10, No. 2, edisi Mei 2014 terbit dengan mengangkat 5 topik yang bernuansa dan berkaitan dengan upaya peningkatan nilai tambah. Topik pertama membahas  metode  estimasi  cadangan  bijih  nikel laterit dengan membangun model blok. Metode ini dapat dijadikan dasar evaluasi layak atau tidak layaknya cadangan nikel laterit untuk ditambang. Topik kedua membahas hasil penelitian tentang perilaku proses pelarutan aluminium dari bijih bauksit melalui proses Bayer, khususnya perilaku proses dengan kehadiran komponen pengganggu silika reaktif di dalam bijihnya. Topik ketiga mengetengahkan hasil penelitian dalam upaya mengurangi penggunaan bahan kimia untuk mendestruksi sianida toksik dari limbah pengolahan bijih emas dengan memanfaatkan bakteri spesifik. Harapan dari penelitian ini agar mendapatkan proses yang murah dengan limbah yang aman dilepas ke perairan. Selanjutnya topik keempat mengetengahkan hasil pengujian keterkaitan antara kualitas batubara dengan tempat keberadaan lapisannya di dalam struktur geologi tertentu. Topik kelima dan terakhir dalam jurnal edisi ini membahas masalah kompensasi dampak pengangkutan hasil tambang material konstruksi yang hilir mudik di sepanjang jalan Sungguminasa – Malino, Sulawesi Selatan. Nilai kesediaan penerimaan masyarakat yang dilewati kendaraan truk  pengangkut  hasil  tambang  tersebut dapat diprediksi sebagai nilai kompensasinya.

    Demikian sekilas hasil-hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal tekMIRA edisi Mei 2014 ini. Tugas selan- jutnya yang menanti adalah bagaimana tindak lanjutnya, apakah segera dapat diimplementasikan melalui kerjasama dengan industri terkait. Kiranya waktu yang akan menjawab. Sekian dan selamat membaca.

     

    Redaksi

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2014
    Vol 10 No 1 (2014)

    Waktu seolah bergerak cepat, tidak terasa perjalanan kita telah memasuki tahun baru 2014 dan bersamaan dengan itu Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (Jurnal tekMIRA) kembali terbit untuk edisi Januari 2014 dengan tujuan menginformasikan beberapa topik-topik hasil karya ilmiah para peneliti yang berkaitan de- ngan upaya hilirisasi mineral melalui teknologi penambangan, pengolahan dan pemurnian. Hingga saat ini pemerintah tidak pernah lelah berupaya mempercepat pelaksanaan UU minerba tahun 2009 walau terdengar masih ada riak-riak kecil penolakan atau permintaan penundaan pelaksanaan proses hilirisasi oleh beberapa perusahaan tambang yang merasa belum siap, namun sebenarnya banyak juga perusahaan lain yang berniat dan bahkan sudah siap membangun unit pengolahan/pemurnian. Perusahaan-perusahaan pertambangan yang berpola pikir kedepan untuk kemajuan bangsa dan negara patut mendapatkan apresiasi. Terlepas dari riak-riak kecil terhadap kebijakan pemercepatan pelaksanaan UU minerba tersebut, kami dari kalangan penelitian dan pengembangan mineral/batubara tetap berupaya membagi pengetahuan hasil-hasil litbang sampai tahun 2013 yang lalu dengan harapan dapat menjadi pendorong proses hilirisasi.

    Kepada para pembaca yang budiman, makalah-makalah ilmiah hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal tekMIRA vol.10, no.1, edisi Januari 2014 ini menitik beratkan pada peningkatan nilai tambah mineral. Makalah pertama menyajikan solusi bagaimana cara mengolah bijih marjinal yang secara ekonomi untuk masing-masing endapan bijih tidak layak diolah pada skala industri agar menjadi layak olah. Adapun saat ini sumber daya mineral/batubara marjinal tersebut umumnya digerogoti oleh penambang-penambang liar yang notabene cenderung merusak lingkungan. Pada kondisi tertentu bijih marjinal bisa menjadi layak olah dengan menerapkan sistem custom plant. Makalah kedua membahas teknologi reduksi langsung pembuatan besi sponge dari bijih besi menggunakan dapur putar dengan biaya produksi yang relatif murah dan mungkin bisa menjadi alternatif selain teknologi mapan blast furnace. Makalah berikutnya adalah upaya pemanfaatan zeolit alam yang berasal dari daerah Sentani, Papua, sebagai bahan pengisi pembuatan komposit polimer polietilen, dengan demikian produk polimer yang dihasilkan akan menjadi lebih kuat dan keras yang cocok sebagai bahan baku kemasan plastik seperti kontainer, pipa PVC, dll. Makalah berikutnya mengingatkan kita pada pola pikir zero waste dalam industri pertambangan untuk mencegah pencemaran lingkungan dan seka- ligus menghasilkan produk samping yang bernilai tambah dari limbah tersebut. Dua makalah ilmiah tersebut adalah yang pertama menyajikan tentang pemanfaatan residu bauksit yang berwarna kemerahan menjadi material geopolimer sebagai bahan baku bata, keramik dll. Yang kedua menyajikan tentang pengambilan kembali emas dari ampas pengolahan bijih emas yang masih mengandung emas cukup signifikan dengan cara memanfaatkan daya serap tetumbuhan tertentu yang disebut dengan teknologi phytomining. Harapan dari kedua topik terakhir ini tentunya untuk optimalisasi perolehan produk sekaligus limbah menjadi bersih dan aman.

    Demikian sekilas pengantar kata dari redaksi, semoga karya-karya ilmiah yang disajikan ini bermanfaat. Selamat membaca dan selamat tahun baru 2014.

     

    Redaksi

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2013
    Vol 9 No 3 (2013)

    Rencana implementasi kebijakan peningkatan nilai tambah mineral di Negara Republik Indonesia yang kita cintai hingga bulan September ini masih memunculkan pro-kontra, khususnya dalam hal kewajiban industri

    – industri pertambangan agar melakukan proses hilirisasi produknya melalui pengolahan dan pemurnian seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Minerba No.4/2009 yang memerintahkan semua industri pertambangan tidak boleh lagi mengekspor mineral mentah mulai awal tahun 2014. Berkaitan dengan pro- kontra tersebut sedangkan tahun 2014 tinggal menghitung hari, maka pemerintah sepertinya mempunyai alasan melakukan perubahan terhadap Permen ESDM No.7/2012 yang dituangkan di dalam Permen ESDM No.20/2013 dimana salah satunya mengenai perubahan persyaratan kandungan minimum kadar mineral serta turunan komoditasnya yang boleh diekspor.

    Para pembaca yang budiman, terlepas dari masalah pro-kontra tersebut, penelitian dan pengembangan iptek khususnya di bidang mineral dan batubara tentunya memiliki peran dan daya dukung yang sangat erat kaitan- nya dengan upaya pemercepatan proses hilirisasi, baik dalam upaya penemuan sumber daya mineral/batubara baru, metode eksploitasinya, upaya proses pengolahan/pemurniannya maupun dalam hal kebijakan serta lingkungan pertambangan. Hasil-hasil penelitian dan kajian yang dilakukan oleh para peneliti/perekayasa/ pengkaji bumi dapat dituangkan ke dalam bentuk makalah ilmiah Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (Jurnal tekMIRA) yang sedang bapak/ibu/saudara/saudari baca saat ini. Jurnal tekMIRA, volume 9, nomor 3, bulan September 2013, sebagai edisi terakhir untuk tahun 2013 yang secara umum mengetengahkan tiga topik bahasan yaitu mengenai ekonomi mineral/batubara, mengenai peningkatan nilai tambah mineral dan mengenai masalah reklamasi lahan bekas tambang. Dalam hal keekonomian industri pertambangan, penulis pertama mengkaji kriteria kelayakan investasi usaha pertambangan batubara di Propinsi Papua Barat. Penulis kedua mengkaji pengaruh peningkatan output sumber daya timah terhadap perekonomian Indonesia. Untuk masalah peningkatan nilai tambah, penulis ketiga membahas hasil penelitian laboratorium tentang optimalisasi proses magnetisasi pasir besi hingga mendapatkan kadar yang layak sebagai bahan baku indus- tri besi spon dan/atau besi wantah. Penulis keempat mengetengahkan hasil penelitian tentang pemurnian larutan alumina silikat produk proses Bayer terhadap bijih bauksit yang masih mengandung pengotor silika terlarut cukup tinggi melalui metode proses desilikasi. Penulis kelima mengkaji model reklamasi lahan bekas tambang rakyat batu apung yang berwawasan lingkungan. Semua karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca dalam upaya meningkatkan iptek dan mempercepat proses hilirisasi produk mineral dan batubara di Indonesia.

    Demikian sepatah dua patah kata pengantar dari Redaksi untuk para pembaca yang budiman sebelum mem- buka lembar demi lembar Jurnal tekMIRA edisi September 2013 ini. Semoga bermanfaat, mudah-mudahan jurnal tekMIRA dapat menjumpai lagi para pembaca dalam edisi-edisi tahun 2014 nanti.

     

    Redaksi

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2013
    Vol 9 No 2 (2013)

    “Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Kesejahteraan Rakyat” merupakan slogan lugas yang saat ini terpampang mencolok di beberapa sudut ruang institusi-institusi perkantoran dalam jajaran kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Slogan ini sebenarnya merupakan tekad kuat pemerintah dalam upaya memanfaatkan kekayaan alam Indonesia sebaik-baiknya untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat sesuai amanat pasal 33 UUD 1945. Untuk itu pula ada UU No.4/2009, ada PP dan PERMEN ESDM terkait yang sangat jelas menyiratkan kewajiban industri pertambangan melaksanakan hilirisasi produk-produknya di Indonesia melalui proses peningkatan nilai tambah, termasuk menjaga kelangsungan produksi sekaligus bersahabat dengan masyarakat sekitar tambang yang peduli kepada lingkungan. Puslitbang Teknologi Mi- neral dan Batubara (tekMIRA) sebagai institusi penelitian dan pengembangan berkewajiban ikut berpartisipasi membantu melaksanakan tekad tersebut melalui kegiatan-kegiatan penelitian, pengkajian, perekayasaan dan pengembangan teknologi serta ikut berpartisipasi dalam penyusunan kebijakan subsektor mineral dan batubara. Sejak Januari hingga Mei 2013 banyak kegiatan dilakukan di Puslitbang tekMIRA, beberapa diantaranya adalah berlangsungnya ajang diskusi dan pertemuan antar lembaga penelitian dalam rangka sinergi penelitian dan pengembangan teknologi pengolahan/pemurnian mineral logam tanah jarang (LTJ) yang diikuti antara lain PPGN (Batan), PTAPB (Batan), LIPI, BPPT, kementerian Ristek, Bapeten, ITB, Unpad, UI, PPGL, PT. Timah, pemda Babel, dll., yang menelaah kemungkinan percepatan terwujudnya industri LTJ di Indonesia. Selain itu, Puslitbang tekMIRA boleh berbangga kepada 2 (dua) orang penelitinya atas kerja kerasnya dan ketekunannya dalam melakukan penelitian terapan di bidang teknologi pemanfaatan batubara sehingga berhasil memperoleh sertifikat Paten. Sejalan dengan tekad pemerintah untuk memanfaatkan sumber daya alam yang baik dan benar untuk kesejahteraan rakyat, maka Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (Jurnal tekMIRA) Volume 9, No.2, edisi Mei 2013 ini hadir ke hadapan para pembaca yang budiman de- ngan mengetengahkan topik-topik antara lain dalam rangka good mining practices telah dilakukan penelitian “pengaruh intensitas peledakan terhadap struktur batuan di sekitar tambang batubara” di Indonesia. Selain itu, berkaitan dengan proses hilirisasi produk tambang maka dalam waktu tidak lama lagi direncanakan akan dibangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit di Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat dengan kapasitas tidak kurang dari 1 juta ton/tahun untuk tahap pertama yang diharapkan beroperasi tahun 2014 atau 2015 dan tambahan kapasitas 1 juta ton lagi/tahun pada tahap kedua sehingga total menjadi kapasitas 2 juta ton/tahun yang diharapkan beroperasi tahun 2017; untuk itu telah dilakukan “kajian analisis kelayakan finansial pembangunan pabrik smelter grade alumina (SGA)”. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah penelitian “prospeksi mineral sulfida galena di Nangroe Aceh Darussalam” dengan maksud agar keberlanjutan sumber daya mineral di Indonesia tetap terjaga bahkan bertambah banyak melalui penyelidikan dan ekplorasi geologis yang intensif. Penelitian “desulfurisasi batubara Binungan” sebagai salah satu upaya peningkatan nilai kalor dan nilai tambah batubara. “Pengujian efisiensi pembakar siklon meng- gunakan bahan bakar campuran tepung batubara dan serbuk gergaji” yang diaplikasikan pada industri kecil menengah (IKM). Kedua topik terakhir ini diketengahkan untuk memanfaatkan batubara dan limbah kayu. Semua topik-topik yang dituangkan dalam jurnal ini kelak dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan oleh industri terkait untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Akhir kata, redaksi percaya bahwa informasi umum tentang isu terkini, ragam topik penelitian dan kajian yang disajikan dalam Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara edisi bulan Mei 2013 ini dapat menambah wawasan para peneliti, perekayasa, pemerhati subsektor mineral batubara serta para pembaca pada umumnya.

     

    Redaksi

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2013
    Vol 9 No 1 (2013)

    Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (Jurnal tekMIRA) Vol.9, No.1, bulan Januari kembali hadir mengawali tahun 2013 ini. Kepada para pembaca yang budiman; kami dari Redaksi tidak lupa mengucapkan selamat Tahun Baru 2013, semoga selalu sukses dalam berkarya dengan membawa rencana baru, upaya baru, harap- an baru serta tentunya akan ada tantangan-tantangan baru. Tantangan baru tersebut sepertinya berkaitan dengan isu hangat akhir-akhir ini yaitu mengenai hilirisasi industri mineral dan batubara di Indonesia. Hili- risasi adalah upaya penciptaan produk bernilai tambah, yang diamanatkan oleh Undang-undang No. 4/2009 tentang pertambangan mineral dan batubara, serta Peraturan Menteri ESDM No.7/2012 tentang peningkatan nilai tambah melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral. Hilirisasi yang di dalamnya terkandung peningkatan nilai tambah merupakan strategi yang sangat baik, karena akan menyumbang manfaat ekonomi untuk bangsa dan Negara seperti penciptaan produk kualitas tinggi dan pembukaan lapangan kerja baru. Dalam proses hilirisasi sektor pertambangan mineral dan batubara selain menciptakan teknologi pengolahan dan pemurnian untuk mendapatkan produk bernilai tambah, juga tidak boleh mengabaikan aspek hulunya, yaitu pemetaan cadangan sumber daya yang benar dan akurat, karena jumlah cadangan yang tidak jelas atau kecil tentu tidak akan ekonomis untuk proses hilirisasi. Dari aspek lingkungan dan keselamatan kerja tambang juga perlu dicermati agar dapat meningkatkan produktifitas proses hilirisasi. Aspek kebijakan dan supply/demand produk hasil hilirisasi termasuk penyediaan energi dan infrastruktur juga perlu mendapat perhatian untuk keberlangsungan proses hilirisasi.

    Jurnal tekMIRA edisi Januari 2013, Vol. 9, No.1 ini mengetengahkan topik-topik makalah yang kiranya da- pat menunjang proses hilirisasi industri mineral dan batubara di Indonesia. Topik-topik tersebut membahas perspektif keselamatan kerja/lingkungan pertambangan, perspektif kebijakan dan perspektif teknologi proses pengolahan/pemurnian. Topik pertama mengenai “Perekayasaan alat pendeteksi gas metana menggunakan teknologi sinar infra merah pada tambang batubara bawah tanah”. Alat ini adalah hasil rekayasa yang sudah diuji coba di beberapa tambang batubara bawah tanah dengan hasil cukup akurat dibandingkan dengan alat sejenis yang sudah komersial. Alat hasil rekayasa ini dapat memonitor kadar gas metana secara menerus agar dapat diantisipasi jika kadarnya diatas ambang batas sehingga dapat terhindar dari kemungkinan terjadi ledakan dalam tambang batubara bawah tanah. Topik kedua berkaitan dengan masalah lingkungan yaitu penulisnya mencoba melakukan “Estimasi biomassa vegetasi hutan sekunder menggunakan teknologi inderaja dan SIG”. Penghitungan besaran biomassa hutan sangat diperlukan untuk mengetahui potensi siklus karbon atau kemampuan penyerapan/pengurangan kadar CO2 di udara sekitar tambang batubara. Topik ketiga mem- bahas aspek kebijakan pertambangan; seperti diketahui bahwa pemasok batubara untuk kebutuhan dalam negeri hanya dilakukan oleh perusahaan pemegang PKP2B, sedangkan perusahaan-perusahaan lainnya yang diperkirakan memproduksi dalam jumlah yang jauh lebih besar bahkan tidak memiliki kewajiban memasok batubara untuk kebutuhan dalam negeri. Oleh karena itu, “Pengendalian produksi batubara nasional” perlu dianalisis dengan cermat sebelum pemerintah membuat kebijakan baru. Topik berikutnya adalah evalua- si “Indikator-indikator nilai tambah ekonomi Indonesia berbasis energi dan sumber daya mineral” yang meliputi nilai tambah sektoral yang berdampak pada nilai sumbangan terhadap PDB nasional dan nilai tambah kewilayahan yang berdampak pada manfaat bagi masyarakat di sekitar tambang dalam bentuk CSR. Indikator-indikator tersebut merupakan bagian dari program pengembangan wilayah untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi Indonesia. Topik terakhir mengenai penelitian teknologi proses “Pengolahan bijih mangan menjadi ferromangan”. Diketahui bahwa ferromangan merupakan ferroalloy yang mengandung kadar mangan cukup tinggi untuk digunakan sebagai bahan baku dalam industri besi baja. Kebutuhan besi baja di Indonesia memang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan proyek infrastruktur dalam rangka percepatan pembangunan ekonomi Indonesia. Produksi baja Indonesia masih kecil dan bahan bakunya masih impor. Oleh karena itu, pemanfaatan bijih mangan menjadi ferromangan dimaksudkan sebagai salah satu pendukung rencana pendirian pabrik baja baru di Indonesia.

    Demikian sekilas tentang makna makalah-makalah yang disusun oleh para penulis yang telah berusaha me- nuangkan ide-ide ilmiah penguatan ilmu pengetahuan dan teknologi sektor mineral dan batubara dalam jurnal tekMIRA edisi Januari 2013 ini, dengan harapan semoga bermanfaat, khususnya dalam upaya menunjang misi hilirisasi sektor mineral dan batubara di Indonesia. Selamat membaca.

     

    Redaksi

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2012
    Vol 8 No 3 (2012)

    Akhir-akhir ini muncul berita bahwa UU Minerba No.4/2009 sedang menuai reaksi dari pelaku bisnis pertam- bangan; juga ada mayarakat yang notabene bukan pelaku pertambangan mempersoalkan beberapa peraturan dari UU tersebut. Berita lainnya adalah mengenai gugatan salah satu pemerintah daerah (Pemda), dimana Pemda ingin mendapatkan kewenangan lebih besar dalam hal menentukan wilayah pertambangan (WP) dan wilayah ijin usaha pertambangan (WIUP), padahal dalam UU tersebut telah tersurat bahwa pemerintah pusat dan daerah memiliki pembagian tugasnya masing-masing; namun mungkin dirasakan belum sepenuhnya mencerminkan otonomi daerah. Terlepas dari isu-isu tersebut, hasil karya penelitian dan pengembangan mineral dan batubara Indonesia harus terus muncul, bahkan harus lebih ditingkatkan lagi kualitasnya dengan berbagai inovasi guna menjunjung kebijakan pertambangan yaitu “ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat”. Andai kata nanti Pemda memiliki hak penuh dalam menentukan WP dan WIUP di daerahnya, tentu para ahli-ahli geologi, pertambangan, pengolahan/ekstraksi, lingkungan yang berkarya sebagai peneliti, perekayasa, pe- nyelidik bumi, praktisi, dll harus selalu siap membantu siapapun, dimanapun, termasuk mendayagunakan fungsi Pemda melalui informasi-informasi hasil penelitian dan kajian mereka.

    Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (J.tekMIRA) Vol. 8, No. 3, bulan September ini sebagai edisi akhir tahun 2012, mengetengahkan lima topik yang berkaitan dengan upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya mineral dan batubara di Indonesia. Informasi tentang permineralan dimulai dengan topik “Penataan Wilayah Usaha Pertambangan dan Wilayah Pertambangan Rakyat di Daerah Kebumen”. Seperti diketahui bahwa kabupaten Kebumen memiliki beraneka ragam jenis bahan galian. Oleh karena itu, kajian ini dimaksudkan untuk membantu Pemda setempat dalam penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang baik. Topik kedua adalah “Prioritas Bahan Galian yang Prospektif untuk dikembangkan di Sulawesi Tenggara”. Kajian ini dilakukan untuk membantu Pemda setempat, bahwa komoditas unggulan (emas, nikel, aspal, batu gam- ping, mangan, kromit dan pasir kuarsa) dapat menjadi prioritas untuk diusahakan di daerah tersebut. Topik berikutnya mengenai bahan galian yang langka keberadaannya di Indonesia yaitu “Kromit”. Kromit sebagai bahan baku refraktori dan/atau paduan besi baja diupayakan ditingkatkan kualitasnya melalui teknologi graviti sederhana. Kromit dianggap penting karena di masa depan Indonesia akan banyak memerlukan refraktori berkualitas untuk melapisi dapur suhu tinggi dalam pabrik smelter, produksi besi baja mungkin juga mening- kat. Informasi di bidang perbatubaraan diisi dengan topik yang tak kalah pentingnya yaitu “Studi Petrografi Batubara Marah-Haloq (Kaltim). Peneltian ini dilakukan untuk dapat mengetahui karakteristik, komposisi, serta peringkat batubaranya, agar dapat dijadikan dasar pemanfaatan yang tepat. Adapun topik terakhir mengenai “Peluang Aplikasi Teknologi Pengeringan Dibandingkan dengan Teknologi Blending Batubara Indonesia Ditinjau dari Aspek Keekonomian dan Lingkungan”. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa biaya pengeringan lebih murah dari pada biaya blending, selain itu proses pengeringan yang terintegrasi dengan PLTU akan dapat mengurangi emisi gas CO2. Kajian ini penting mengingat ketentuan bahwa pemanfaatan batubara Indonesia yang berperingkat rendah pada tahun 2012 ini diwajibkan dimanfaatkan sebanyak 20,5% untuk kepentingan dalam negeri; bukan tidak mungkin pada tahun-tahun berikutnya akan diperbesar lagi, bahkan sebaiknya tidak diekspor.

    Demikian sepatah dua patah kata berisi isu hangat tentang minerba dan rangkuman informasi topik-topik dalam jurnal tekMIRA edisi ini, sebelum para pembaca yang budiman membuka lembar demi lembar jurnal ini. Semoga bermanfaat, mudah-mudahan jurnal tekMIRA dapat menjumpai lagi para pembaca dalam edisi- edisi tahun 2013 nanti.


    Redaksi

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2012
    Vol 8 No 2 (2012)

    Keberpihakan pemerintah pada subsektor mineral dan batubara untuk kepentingan dalam negeri telah diamanatkan oleh Undang-Undang Minerba No.4 tahun 2009 yang pada intinya menuju pola peningkatan nilai tambah. Khusus untuk peningkatan nilai tambah mineral telah dituangkan dalam Permen ESDM No.7 tahun 2012, namun sampai saat ini masih terus dibahas dan sepertinya memerlukan revisi terhadap beberapa ketentuan yang ada, bagaimana implementasinya yang terbaik oleh para pengambil kebijakan di negeri ini. Kita semua menyadari bahwa dengan perkembangan dunia yang sangat dinamis ini, kebutuhan komoditi mineral dan batubara di dunia nampaknya terus meningkat, negara-negara maju bahkan juga negara besar seperti Cina membutuhkan banyak bahan baku untuk industri mereka. Hal ini cenderung menyebabkan munculnya fenomena pengurasan sumberdaya mineral di Indonesia terutama pada wilayah-wilayah pertam- bangan tanpa ijin di daerah dan KP-KP bermasalah, dimana sebagian besar bahan galian tersebut diekspor dalam bentuk bahan mentah tanpa ada nilai tambahnya. Karena itu, Pemerintah menginginkan kelak tidak ada lagi pengeksploitasian mineral dan batubara di hulu, tetapi harus ada industri ekstraksi di hilir, sehingga akan menciptakan industri-industri baru yang dapat memberikan dampak positif. Redaksi Jurnal tekMIRA menilai Peraturan Menteri ESDM ini sangat baik, mengingat secara geologi potensi sumberdaya mineral dan batubara di Indonesia masih besar. Sektor pertambangan berperan besar dalam pembangunan nasional ter- masuk penyerapan tenaga kerja. Jika hal ini berhasil, maka akan ada karya besar yang bertujuan mulia untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, para pengusaha tambang di Indonesia mungkin perlu segera membuat roadmap perencanaan pertambangan termasuk perencanaan industri ekstraksinya.

    Para pembaca yang budiman, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (Jurnal tekMIRA), Vol. 8, No.2, yang terbit pada bulan Mei 2012 ini menampilkan karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan peningkatan nilai tambah, khususnya mempelajari karakterisasi dan analisis limbah bahan galian mineral dan batubara, termasuk analisis lingkungan penambangan sebagai aplikasi dari upaya good mining practices yang juga merupakan salah satu aspek dari peningkatan nilai tambah. Makalah pertama membahas analisis kerusakan batuan akibat peledakan dan pengaruhnya terhadap stabilitas menara SUTET (Saluran Udara Tegangan Ek- stra Tinggi) disekitar lokasi penambangan. Kenyataan terjadi di lapangan, dimana ada kegiatan peledakan pada suatu daerah penambangan yang berdekatan dengan bangunan menara SUTET, getarannya cenderung menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan yang cermat agar rambatan gelom- bang seismiknya tidak menimbulkan bahaya kepada bangunan dan/atau komunitas disekitarnya. Makalah kedua adalah mengenai studi petrografis batubara daerah Sebatik-Kaltim yang dilakukan untuk mengetahui tipe dan peringkat batubara tersebut, sehingga kelak dapat dipertimbangkan teknologi peningkatan nilai tambahnya melalui pengolahan dan pemanfaatannya yang tepat guna. Selanjutnya makalah ketiga adalah mengenai karakteristik limbah cair dari proses gasifikasi batubara. Diperoleh data bahwa karakteristik limbah ter berat dan ter ringan serta air pendingin yang dikeluarkan dari proses gasifikasi sangat tergantung dari sistem pemurnian gas dan pemisahan ter-nya. Karena itu nilai tambah bahan bakar gas yang dihasilkan serta limbah ter yang tidak mencemari lingkungan memerlukan teknologi yang tepat. Makalah berikutnya adalah penelitian untuk mengupayakan percepatan pelindian logam-logam Cu dan Zn dari mineral sulfida dengan menambahkan katalis ion Ag+ dalam proses pelindian dengan metode biooksidasi. Hasilnya hanya logam Cu yang dapat terekstraksi dengan baik, sebaliknya logam Zn tidak berpengaruh bahkan menghambat proses pelindiannya. Dari fenomena ini memberikan informasi bahwa hanya logam Cu yang dapat ditingkatkan nilai tambahnya dengan hasil ekstraksi yang lebih tinggi melalui proses biooksidasi dengan katalis ion Ag+ yang mungkin dapat menjadi salah satu alternatif. Makalah terakhir menampilkan karakterisasi mineral-mineral ampas, seperti residu bauksit, ampas pencucian bauksit dan abu layang, untuk pembuatan bahan material geopolimer. Hasil dari kajian ini memberikan informasi bahwa mineral-mineral ampas tersebut memiliki karakteristik kandungan alkali-alumina aktif dan silika aktif serta bersifat non-toksik dan non-radioaktif, yang sangat potensial untuk ditingkatkan nilai tambahnya jika diproses menjadi bata dan mortar.

    Demikianlah sepatah dua patah kata pengantar dari Redaksi. Pada hakikatnya Redaksi sangat berharap peran aktif dari semua pihak, khususnya peneliti dan perekayasa maupun para ahli kebijakan dan keekonomian pada subsektor mineral dan batubara sebagai penulis artikel ilmiah. Semoga materi-materi yang disampai- kan dapat berguna bagi pembaca untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi permineralan dan perbatubaraan di Indonesia. Kritik dan saran sangat kami harapkan guna perbaikan penerbitan berikutnya. Last but not least, kami mencoba berbuat yang terbaik dengan mengadopsi learning by doing dan learning by process. Terima kasih dan sampai jumpa pada edisi berikutnya.

     

    Redaksi

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012
    Vol 8 No 1 (2012)

    Waktu terus bergerak, tidak terasa kini perjalanan karya kita sudah memasuki tahun baru 2012. Tahun baru berarti tantangan baru, masa depan baru, prospek baru, upaya baru, termasuk upaya peningkatan kualitas Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (Jurnal tekMIRA) yang terus-menerus kami lakukan dengan menyajikan berbagai informasi hasil-hasil penelitian, kajian dan perekayasaan di bidang mineral dan batubara. Selamat tahun baru 2012 kepada para pembaca jurnal ini, semoga sukses selalu.

    Sebagaimana yang telah kami informasikan sebelumnya pada jurnal tekMIRA edisi Oktober 2011, bahwa ada sedikit penampilan baru pada judul-judul karya ilmiah yang dimuat, yaitu penggunaan tajuk dwibahasa: Indonesia dan Inggris. Sedangkan abstrak dan kata kunci memang sudah menggunakan dwibahasa jauh sebelumnya. Hal ini kami lakukan berdasarkan saran Pusbindiklat Peneliti LIPI pada waktu pertemuan bulan Juli 2011, dengan maksud agar jurnal ilmiah tekMIRA sekurang-kurangnya dapat ikut berpartisipasi dalam hal berbagi informasi perkembangan iptek bidang mineral dan batubara di Indonesia kepada dunia interna- sional. Walaupun informasi dalam bahasa Inggris sangat ringkas yang terbatas hanya pada tajuk, abstrak dan kata kunci semata, namun sekiranya masih dapat bermanfaat untuk para pembaca yang bukan penutur asli bahasa Indonesia. Informasi lain berkaitan dengan jurnal tekMIRA ini, redaksi merasa perlu mengumumkan lagi seperti pada edisi sebelumnya bahwa pada tahun 2012 ini dan insya Allah seterusnya, Jurnal tekMIRA direncanakan akan terbit 3 (tiga) kali dalam setahun, yaitu pada bulan-bulan Januari, Mei dan September. Keputusan ini diambil karena naskah-naskah yang datang ke meja redaksi banyak yang kurang berkualitas. Telaah para Penyunting dan Mitra Bestari menyimpulkan sebagian naskah-naskah tersebut belum layak diter- bitkan, dengan kata lain terjadi paceklik naskah berkualitas. Selain itu, redaksi juga memiliki kewajiban untuk mengisi dan menerbitkan jurnal yang tidak terakreditasi, yaitu Jurnal Pertambangan Mineral dan Batubara guna mengakomodasi para peneliti pemula.

    Sambil terus berbenah diri, Jurnal tekMIRA edisi Januari 2012 ini terbit dengan menampilkan berbagai ba- hasan di bidang mineral, yaitu tentang pentingnya Indonesia memiliki industri pengolahan bijih besi agar dapat menyuplai bahan baku PT. Krakatau Steel dan industri-industri peleburan besi lainnya, sehingga ko- moditas besi secara ekonomis mampu meningkatkan nilai tambahnya, kesempatan kerja dan devisa negara. Bahasan lainnya adalah bagaimana potensi peningkatan nilai tambah logam ikutan hasil pemurnian tembaga di Indonesia, khususnya potensi peningkatan PNBP. Hasil kajian menyarankan pemerintah perlu melakukan renegosiasi untuk menjalankan PP 9/2012 dan perlu insentif bagi perusahaan yang mau membangun pabrik pemurnian. Makalah lainnya membahas tentang mineral ampas yang perlu didaur ulang untuk meningkatkan nilai tambahnya berdasarkan prinsip reuse, recycle dan reduce yang sejalan dengan UU 4/2009 tentang minerba dan ekosistem industri. Teknologi pemurnian kaolin dengan menurunkan kadar pengotor oksida besinya dilakukan dengan metode perendaman dalam emulsi 2 (dua) cairan pemisah, yaitu air dan minyak tanah. Kaolin berada di fasa air, sedangkan oksida besi berada di fasa minyak tanah. Hasilnya menunjukkan arah yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Metode alternatif analisis percontoh pasir besi telah diuji di laboratorium kimia tekMIRA. Metode ini menggunakan bahan kimia pelebur yang lebih murah dengan hasil yang sama dengan metode yang dilakukan sebelumnya.

    Demikian sekilas rangkuman isi karya-karya ilmiah para peneliti yang dimuat dalam jurnal tekMIRA edisi ini. Langkah-langkah perbaikan terhadap kualitas isi dan penampilan jurnal ini diharapkan akan terus dilakukan sesuai persyaratan LIPI agar dapat lebih memantapkan kehadirannya di hadapan para pembaca. Masa lalu adalah kenangan, masa kini adalah hadiah untuk memperbaiki masa lalu, masa depan adalah harapan. Itulah keinginan redaksi dalam mengelola Jurnal tekMIRA ini.


    Redaksi

  • Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011
    Vol 7 No 4 (2011)

    Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara (jurnal tekMIRA) edisi pengujung tahun 2011 yang terbit bulan Oktober ini kembali hadir untuk para pembaca yang budiman. Terlihat ada sedikit penampilan baru pada judul-judul karya ilmiah yang dimuat mulai edisi ini dibandingkan dengan edisi-edisi sebelumnya yaitu penggunaan judul dwibahasa; bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sedangkan abstrak dan kata kunci memang sudah menggunakan dwibahasa jauh sebelumnya. Pengejawantahan dwibahasa terhadap judul-judul karya ilmiah pada dasarnya mengikuti saran Pusbindiklat Peneliti LIPI pada waktu pertemuan bulan Juli 2011 lalu, dengan maksud agar jurnal ilmiah tekMIRA sekurang-kurangnya dapat ikut berpartisipasi dalam hal berbagi informasi tentang perkembangan iptek bidang mineral dan batubara di Indonesia kepada dunia internasional. Apalagi jika kelak dikembangkan menjadi website jurnal. Walaupun informasi dalam bahasa Inggris sangat ringkas yang terbatas hanya pada judul, abstrak dan kata kunci semata, namun sekiranya masih dapat bermanfaat untuk para pembaca yang bukan penutur asli bahasa Indonesia.

    Informasi lain berkaitan dengan jurnal tekMIRA ini, redaksi merasa perlu mengumumkan bahwa jika pada tahun 2011 ini dan juga pada tahun-tahun sebelumnya jurnal tekMIRA selalu terbit 4 (empat) kali dalam setahun yaitu pada bulan-bulan Januari, April, Juli dan Oktober; maka pada tahun 2012 nanti dan insya allah seterusnya jurnal tekMIRA direncanakan akan terbit 3 (tiga) kali dalam setahun yaitu pada bulan-bulan Januari, Mei dan September. Keputusan ini diambil karena naskah-naskah yang datang ke meja redaksi banyak yang kurang berkualitas. Telaah para Penyunting dan Mitra Bestari menyimpulkan sebagian naskah-naskah tersebut belum layak diterbitkan, dengan kata lain terjadi paceklik naskah berkualitas. Selain itu, redaksi juga memiliki kewajiban untuk mengisi dan menerbitkan jurnal yang tidak terakreditasi yaitu jurnal Pertambangan Mineral dan Batubara guna mengakomodasi para peneliti pemula.

    Sambil berbenah diri jurnal tekMIRA edisi Oktober tahun 2011 tetap terbit yang secara umum menampilkan bahasan tentang pentingnya nilai tambah bidang mineral dan batubara di Indonesia yaitu, upaya meningkatkan kemampuan ekstraksi bauksit menjadi alumina yang rendah silika terlarutnya melalui penambahan aditif whitton, upaya pemanfaatan batubara hasil upgrading menjadi bahan bakar CWF (coal water fuel). Juga termasuk aspek penunjangnya seperti bagaimana menangani pertambangan rakyat tanpa ijin melalui perundang-undangan yang sudah ada. Bagaimana melakukan penambangan yang aman dan nyaman melalui desain-desain lereng tambang terbuka serta tanggulnya yang baik dan benar. Bagaimana mencegah pencemaran lingkungan melalui kajian kemampuan absorpsi biomassa tumbuhan terhadap ion-ion logam berat timbal di dalam perairan pembuangan limbah pertambangan.

    Demikian sekilas rangkuman isi karya-karya ilmiah para peneliti yang dimuat dalam jurnal tekMIRA edisi ini. Perlu kami ulangi sekali lagi bahwa ada 2 (dua) informasi penting tentang keberadaan jurnal tekMIRA ini yaitu, pertama tentang pengejawantahan dwibahasa pada judul-judul karya ilmiah, sedangkan dwibahasa abstrak dan kata kunci sudah lebih dulu. Kedua tentang rencana perubahan jadwal penerbitan jurnal tekMIRA untuk tahun 2012 nanti menjadi 3(tiga) kali penerbitan pertahun. Langkah-langkah perbaikan isi dan penampilan jurnal ini diharapkan akan terus dilakukan sesuai persyaratan LIPI agar dapat lebih memantapkan kehadirannya di lingkungan Pusat Litbang Mineral dan Batubara, Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral pada khususnya dan di Republik Indonesia pada umumnya.
    Selamat membaca.


    Redaksi

31-40 dari 51