KAJIAN MANFAAT USAHA PERTAMBANGAN BAUKSIT TERHADAP SOSIAL EKONOMI DAERAH DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Penulis

  • Ijang Suherman Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara
  • Triswan Suseno Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara
  • Ridwan Saleh Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara

DOI:

https://doi.org/10.30556/jtmb.Vol11.No2.2015.712

Kata Kunci:

manfaat sosial ekonomi, peningkatan nilai tambah, pusat pertumbuhan, MP3EI

Abstrak

Bauksit mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan dalam pembangunan Kalimantan Barat. Kajian ini bertujuan untuk menyusun suatu konsep/bahan masukan meningkatkan manfaat usaha pertambangan bauksit terhadap sosial ekonomi daerah dalam kaitannya dengan program MP3EI di Propinsi Kalimantan Barat. Dari 149 peru- sahaan yang memiliki IUP bauksit di Kalimantan Barat, 33 diantaranya IUP Produksi dan sisanya IUP Eksplorasi. Luas total yang dikuasai sekitar 557.259 ha. Ada 7 perusahaan yang merencanakan akan mengolah bijih menjadi alumina dengan total kapasitas produksi 8,5 juta ton dan total nilai investasi sebesar US $ 6,77 milyar. Rencana pengolahan tersebut akan berdampak terhadap perkembangan sektor-sektor ekonomi lainnya di daerah. Melalui model analisis I-O dan sosial ekonomi, dapat diidentifikasi sektor-sektor yang dominan berpengaruh atau dipengaruhi oleh rencana pen- golahan bauksit tersebut, yakni sektor penambangan dan penggalian sebagai input bahan baku sebesar 42,63 juta ton dibandingkan dengan produksi saat ini hanya sebesar 10,53 juta ton. Sektor infrastruktur jalan, jembatan dan pelabuhan sebagai prasarana transportasi. Sektor energi, dengan kebutuhan energi listrik untuk smelter sebesar 345 MW dan total untuk kebutuhan program MP3EI sebesar 3.196 MW. PLN saat ini hanya untuk memenuhi kebutuhan reguler sebesar 271 MW. Sektor tenaga kerja dengan berbagai kompetensi sebesar 9.945 orang di bidang pengolahan bauksit dan 21.445 orang untuk sektor penambangan dan penggalian, tidak termasuk kebutuhan tenaga kerja untuk sektor-sektor terpengaruh lainnya. Berdasarkan hasil analisis, dapat dirumuskan langkah-langkah sebagai bahan masukan, antara lain: a) pemenuhan kebutuhan bijih bauksit untuk bahan baku alumina; b) pemenuhan kebutuhan infrastruktur fisik; c) pemenuhan kebutuhan listrik; serta d) pemenuhan kebutuhan tenaga kerja.

Referensi

Badan Pusat Statistik, 2008. Kerangka teori dan analisis tabel input-output. Jakarta. ISSN.0215-0395 06330.9501, 189 hal.

, 2010. Tabel input-output Indonesia klasifikasi

Sektor Tahun 2008.

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat, 2013.

Kalimantan Barat dalam angka 2013, 441 hal.

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Ba- rat, 2013. Perkembangan Sektor Pertambangan Di Provinsi Kalimantan Barat Terkait Dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2012, 24 hal.

Gubernur Kalimantan Barat, 2013. Pengembangan bijih bauksit terkait dengan pembangunan industri alu- mina di Kalimantan Barat, Bahan Ekspose Gubernur, Pontianak, 4 April 2013.

Haryadi, H., 2012. Analisis term of trade (TOT) bauksit Indonesia, Indonesian Mining Journal Vol. 15, No. 3, October 2012, hal. 140 – 145.

Haryadi, H., 2013. Analisis kelayakan finansial pem- bangunan pabrik SGA (smelter grade alumina) Mempawah dengan proses Bayer, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, Vol. 9, No. 2, Mei 2013,

hal. 74 – 87.

Ilham, N., 2012. Kebijakan Pemerintah, Muluskan dominasi asing, Free Trade Watch, Edisi I, Jakarta, hal. 19 – 35.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011. Master plan percepatan dan perluasan pem- bangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2015, Lembar Draft Rencana Aksi – Koridor Kalimantan, Jakarta, 49 hal.

Menteri ESDM, 2014. Peraturan Menteri Nomor 01 Ta- hun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Min- eral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral Di Dalam Negeri.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, 2013. Issue strategis MP3EI koridor ekonomi Kalimantan Barat. 19 hal.

, 2013; Pengembangan Potensi Daerah Melalui Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru di dalam Koridor Ekonomi Kalimantan Barat. 31 hal.

PT. Antam Tbk., 2009. Proyek pembangunan pabrik alumina Tayan, Bahan Presentasi, Jakarta, 34 hal, (tidak diterbitkan).

PT. Harita Prima Abadi Mineral, 2013. Data produksi, tenaga kerja, keuangan, corporate social responsi- bility dan rencana kegiatan pembangunan pabrik alumina.

PT. Inalum, 2014. Sejarah Singkat, Http://www.inalum. co.id/article/sejarah-singkat.html, 15 Desember

12:01:40.

Saba, A.P., 2011. Bauksit menuju nilai tambah, Majalah

TAMBANG, Edisi Cetak Bulan Juni 2011.

Suseno, T., 2012. Model penghitungan nilai tambah pe- ngolahan bauksit menjadi alumina dan aluminium, Laporan Internal Puslitbang tekMIRA, Bandung, 11 hal.

, 2013. Prospek Perkembangan Bauksit Paska Undang-Undang No. 4 Tahun 2009, TMB Publikasi Teknologi Mineral dan Batubara, Vol. 7 No. 1, Juni 2013. ISSN 1978-2934.

USGS, 2014. Mineral commodity summaries 2014, US Department of The Interior, 196 p.

Unduhan

Cara Mengutip

Suherman, I., Suseno, T. dan Saleh, R. (2018) “KAJIAN MANFAAT USAHA PERTAMBANGAN BAUKSIT TERHADAP SOSIAL EKONOMI DAERAH DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT”, Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 11(2), hlm. 129–145. doi: 10.30556/jtmb.Vol11.No2.2015.712.

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 3 > >>